TOTABUAN.CO — Industri mebel minta pemerintah menghapus pajak penjualan barang mewah (PPNBM) sebanyak 40 persen untuk produk furniture seharga Rp 5 juta ke atas. Pengenaan PPNBM tersebut dinilai sangat menghambat perkembangan bisnis mebel di dalam negeri.
“Mebel di atas Rp 5 juta dianggap sebagai barang mewah, sehingga dikenakan pajak sampai 40 persen. Ini yang menghambat pemasaran produk kita di pasar domestik. Sayang sekali, produk kita di luar negeri sangat dihargai, tetapi di dalam negeri justru susah mendapat tempat,” kata Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Taufik Gani di Jakarta, Kamis (12/3).
Padahal, lanjut Taufik, potensi pasar mebel di dalam negeri sangat besar. Dia mengaku, pihaknya akan terus memperjuangkan pembebasan PPNBM tersebut ke pemerintah.
“Usulan kami mulai ditanggapi. Kami sudah dipanggil Dirjen Pajak, Badan Kebijakan Finansial (BKF), dan Wantimpres untuk diajak berdiskusi,” ujar dia.
Taufik berharap, respons pemerintah terhadap usulan ini cepat. Pasalnya, produk mebel lokal juga harus bersaing dengan mebel impor yang semakin membanjiri pasar domestik.
Menurut Taufik, pencabutan PPNBM 40 persen tersebut akan berdampak besar bagi kemajuan bisnis mebel lokal. “Bahkan bisa saja porsi untuk pasar lokal akan semakin meningkat, dibanding untuk ekspor nantinya,” kata dia.
Ekspor mebel tahun ini, lanjut Taufik, diperkirakan bisa mencapai US$ 2,4 miliar, tumbuh 20 persen dibanding tahun lalu. Peningkatan ekspor bakal dicapai seiring membaiknya permintaan mebel di Amerika Serikat dan Eropa.
“Ekspor mebel akan naik terus dan diharapkan bisa mencapai US$ 8 miliar dalam 5 tahun ke depan, dan menjadi US$ 20 miliar dalam dua dekade mendatang,” ungkap dia.
Sebagai upaya menggenjot ekspor mebel, kata Taufik, Asmindo bakal menggelar International Furniture and Craft Fair Indonesua (IFFINA) pada 14 – 17 Maret 2015, di Area Parkir Timur Senayan, Jakarta. Pameran mebel yang diklaim sebagai yang terbesar di Indonesia ini ditargetkan membukukan transaksi hingga US$ 600 juta, naik 20 persen dibanding tahun lalu US$ 500 juta.
“Pameran ini akan didatangi 5.000 buyer dari 100 negara, dan sekitar 15.000 buyer lokal yang berasal dari restoran, apartemen, real estate, dan hotel,” jelas Taufik.
Pameran ini akan digelar di lahan seluas 12.000 meter persegi dan diramaikan oleh 500 exhibitor. “Pameran ini merupakan wadah bagi UKM mebel untuk lebih mengembangkan bisnisnya, sekaligus mempertemukan mereka dengan buyer lokal dan asing,” ujar dia.
sumber : beritasatu.com