TOTABUAN.CO – Produksi beras Indonesia memang selalu kembang kempis, melimpah di saat panen dan berkurang di saat paceklik. Hal ini tentu membuat pemerintah melakukan berbagai cara untuk menekan harga beras di pasaran agar tidak melonjak terlalu drastis.
Meskipun begitu, pemerintah enggan melakukan impor beras untuk menstabilkan harga beras di pasaran. “Saya tidak tergoda (impor beras). Kami wakafkan diri untuk republik ini selama lima tahun,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman saat ramah tamah dengan Bupati Ngawi di kantor Bupati Ngawi, Jawa Timur, seperti dikutip Rabu (28/1/2015).
Dia menyebutkan, harga beras premium dengan kualitas yang baik berasal dari Thailand harganya jauh lebih murah daripada beras premium milik Indonesia, yakni dengan harga Rp4.000 per kilogram (kg). Di Indonesia sendiri harga beras kualitas standar dijual Rp8.000 per kg.
Amran memaparkan, jika negara terbiasa impor, dalam waktu tiga tahun petani akan bangkrut. Apalagi dalam waktu dekat Indonesia akan masuk dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan aktif pada Oktober. Hal ini sangat riskan jika pemerintah Indonesia tak berbuat apa-apa untuk menghadapi MEA.
“Beras impor masuk 30 persen satu tahun. Tiga tahun saja habis, bangkrut petani. Maka itu kita akan bantu petani untuk siap hadapi dengan pemberian alsintan (alat mesin pertanian), benih, pupuk, perbaikan irigasi dan tenaga penyuluh,” pungkas Amran.
sumber: metrrotvnews.com