TOTABUAN.CO — Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said memastikan akan mengawasi ketat agen dan penyalur gas elpiji 3 kilogram (kg) agar tidak lagi terjadi kelangkaan di sejumlah wilayah.
Menurut Sudirman, kelangkaan elpiji 3 kg terjadi karena adanya disparitas harga antara elpiji 12 kg dengan tiga kg. Sehingga, pengguna beralih ke elpiji tiga kg yang jauh lebih murah.
“Memang, disparitas selalu menimbulkan migrasi. Kami mengawasi ketat agen penyalur supaya tidak ada pembelian yang berlebihan,” kata Sudirman usai menandatangani deklarasi Program Nasional Pembaruan Hukum Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (3/3).
Lebih lanjut, Sudirman juga memastikan PT Pertamina akan tanggap merespons masalah gas elpiji. Termasuk, masalah suplai akan lebih normal.
Sebelumnya, Wapres Jusuf Kalla (JK) mengaku telah menginstruksikan langsung Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina, Dwi Soetjipto untuk mengatasi masalah kelangkaan gas elpiji tiga kg yang terjadi di sejumlah wilayah, seperti Bekasi, Tangerang, dan Bogor.
Kemudian, Dwi yang ditemui di kantor Wapres beberapa waktu lalu, mengaku akan menambah pasokan gas elpiji tiga kg, seperti arahan JK.
Seperti diketahui, minggu lalu, terjadi kelangkaan gas elpiji 3 kg di Bekasi, Depok dan Bogor. Di Depok, gas elpiji tiga kg langka di pasaran. Kalaupun ada, harganya cukup tinggi sebesar Rp 22.000. Sedangkan, di Cibitung, Bekasi sudah seminggu lebih gas elpiji tiga kg sulit didapatkan. Di Bogor kelangkaan elpiji tiga kg terjadi.
Kelangkaan serupa pernah terjadi di awal tahun 2015 lalu. Ketika itu, JK mengatakan akan menambah pasokan elpiji tiga kg.
Saat itu, gas elpiji tiga kg langka karena di sejumlah daerah akibat naiknya harga elpiji kemasan 12 kg sebesar Rp 1.500 per kg atau setara dengan Rp 18.000. Sehingga mengakibatkan migrasi dari elpiji 12 kg ke elpiji tiga kg.
sumber : beritasatu.com