TOTABUAN.CO — Langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memaksa penurunan bunga deposito membuka ruang bagi perbankan memperbesar pertumbuhan laba. Sebab, bank baru merealisasikan penurunan bunga kredit dua bulan lagi, kendati penurunan bunga deposito berlaku efektif per 1 Oktober kemarin.
Achmad Baequni, Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI), mengatakan, laba masih akan tetap tumbuh positif karena biaya dana atau cost of fund sudah turun. “Sedangkan untuk penurunan bunga kredit masih akan dikaji,” katanya, akhir pekan lalu.
Atas dasar itulah, BRI meyakini mampu menjaga pertumbuhan laba hingga pengujung tahun 2015. Baequni menambahkan, BRI masih berharap meraih margin laba bersih atau net interest margin (NIM) dari segmen kredit mikro. “NIM masih akan di atas 5 persen,” ujar Baequni.
Senada, Pahala N. Mansury, Direktur Keuangan Bank Mandiri, mengatakan, pihaknya masih optimistis bisa membukukan NIM sesuai target, yakni di atas level 5 persen hingga akhir tahun 2014. Proyeksi Bank Mandiri, bunga kredit bakal luruh mulai satu bulan hingga dua bulan mendatang.
Tunggu kondisi pasar
Menurut Pahala, penurunan bunga deposito tidak terlalu berpengaruh besar terhadap rasio NIM. Sebab, bunga kredit ikut susut. Namun, penurunan kedua komponen ini tergantung kondisi pasar. “Kalau semua bank ada di bank BUKU III dan BUKU IV mematuhi, kami juga akan menyesuaikan tingkat bunga,” ujar Pahala.
Tri Joko Prihanto, Direktur Keuangan Bank Bukopin, bilang, pihaknya menunda penurunan bunga kredit. Alasannya, laba Bank Bukopin sudah tertekan karena sudah terlebih dahulu mengalami kenaikan biaya dana.
Sejak aturan OJK berlaku, Bank Bukopin fokus menurunkan biaya dana untuk menjaga pertumbuhan laba. “Bunga kredit turun setelah ada ekuilibrium dalam turunnya suku bunga dana,” kata Tri Joko.
Sementara itu, Taswin Zakaria, Presiden Direktur Bank Internasional Indonesia (BII), menuturkan, penurunan tingkat bunga deposito tidak serta merta menurunkan bunga kredit. “Karena perbankan masih harus menjaga pertumbuhan laba,” ujar dia.
Sejatinya, bank BUKU III kesulitan menggenjot laba sepanjang semester I. Di luar empat bank besar, hanya dua dari enam bank BUKU III yang membukukan kenaikan laba positif. Pemicu rapor merah itu yakni kenaikan biaya dana. Itu sebabnya, bank BUKU III lebih fokus menurunkan bunga kredit.
Sumber: kompas.com