TOTABUAN.CO-Tren penurunan harga minyak mentah secara drastis sejak pertengahan 2014 hingga menyentuh level US$ 32 per barel pada awal Februari 2016 telah menjadi tantangan berat bagi industri minyak dan gas bumi (migas). Untuk itu, Indonesian Petroleum Association (IPA) mengimbau adanya perubahan paradigma seluruh pemangku kepentingan industri migas dalam menyikapi perkembangan tersebut.
Perubahan paradigma di industri migas akan menjadi fokus utama pembahasan di “The 40th Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA CONVEX) 2016” yang akan diselenggarakan pada 25-27 Mei 2016 di Jakarta Convention Center, Jakarta. IPA CONVEX akan mengangkat tema “Shifting Paradigms in Indonesia. Supplying Energy in the New Reality.”
“Kami menyadari pentingnya dialog di antara seluruh pemangku kepentingan untuk menemukan kesamaan pandangan. Terutama dalam menghadapi tantangan-tantangan masa depan industri minyak dan gas di Tanah Air yang semakin berat, sekaligus menemukan solusinya,” ujar Chairperson IPA CONVEX 2016, Marudut Manullang, dalam keterangan tertulis yang diterima Investor Daily.
Dari sisi ketahanan energi, rendahnya harga minyak menyimpan tantangan jangka panjang. Menurunnya kegiatan eksplorasi dan produksi mengakibatkan cadangan minyak Indonesia tak bertambah. Sementara, harga minyak yang rendah memicu peningkatkan konsumsi.
Namun demikian, IPA mengapreasiasi sejumlah kemajuan dan perbaikan yang dilakukan pemerintah selama setahun terakhir, antara lain pemangkasan perizinan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Pemerintah juga mengeluarkan sejumlah kebijakan di sektor migas terutama kemudahan dalam pembangunan kilang.
Untuk memastikan iklim investasi migas di Indonesia semakin membaik dan ketahanan energi tidak terganggu, upaya reformasi tersebut harus berlanjut dan perlu ditingkatkan. President IPA Christina Verchere mengatakan bahwa IPA selalu siap bekerjasama dengan pemerintah untuk merumuskan dan mengimplementasikan perubahan yang diperlukan. “Kami juga berharap untuk bekerjasama dengan pemerintah dalam merumuskan inisiatif lain agar industri migas bisa tetap mempertahankan kontribusinya dalam ketahanan energi di tengah situasi yang kurang menguntungkan,” tutup Verchere.
The 40th IPA CONVEX 2016 menyajikan rangkaian program yang lengkap, mulai dari Focus Group Discussion, sesi presentasi teknis yang menghadirkan inovasi teknologi terkini, hingga high-level Plenary Session yang menghadirkan pembicara kunci dari semua pemangku kepentingan.
IPA CONVEX merupakan konvensi dan pameran migas terbesar di Asia Tenggara dengan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, serta kehadiran para delegasi penting dan kesempatan memperoleh jaringan tak terbatas di sektor ini.
Dalam penyelenggaraan IPA CONVEX sebelumnya, hadir sekitar 20.000 pengunjung, serta lebih dari 4.000 delegasi dan pembicara dari 26 negara. Termasuk pejabat pemerintah di sektor migas dari negara lain, serta CEO dari perusahaan-perusahaan terkemuka dunia dan perusahaan minyak independen dan perusahaan penyedia jasa untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan inovasi di industri. Sekitar 500 wartawan dari 310 media nasional dan internasional juga hadir dalam acara ini.
Indonesian Petroleum Association (IPA) merupakan organisasi non-profit yang didirikan pada tahun 1971 dan merupakan pemain utama sector industri hulu migas dengan 53 anggota perusahaan dari hampir seluruh produksi minyak dan gas nasional, 120 anggota asosiasi, serta lebih dari 1.500 perusahaan pendukung.
sumber:beritasatu.com