TOTABUAN.CO — Perbankan di Indonesia dianggap masih kurang antusias dalam menyediakan mesin ATM di lokasi strategis. Seharusnya, perbankan bisa memanfaatkan kondisi ini untuk menarik nasabah.
Fakta ini terungkap dalam survei yang diselenggarakan perusahaan global penyedia informasi dan insights, Nielsen di Jakarta, Selasa (23/12).
Director of Banking and Financial Service Industry Nielsen Indonesia, Dena Firmayuansyah menyebut, 62 persen alasan terkuat para nasabah memilih sebuah bank lantaran mempunyai mesin ATM banyak. Selanjutnya, 61 persen karena banyak kantor cabang dan 56 persen lantaran lokasinya yang strategis.
Dalam survei terbaru ini, sebanyak 55 persen juga berharap agar jumlah mesin ATM makin diperbanyak. Sedangkan menambah kantor cabang hanya 36 persen dan menginginkan transaksi murah cuma 31 persen.
Selanjutnya, keputusan para nasabah berhenti menjadi konsumen suatu bank juga dipengaruhi beberapa aspek. Pada hasil survei menunjukkan, sebanyak 32 persen menilai lokasi bank tidak strategis, 18 persen menganggap jumlah kantor cabang dan mesin ATM sedikit dan 17 persen beralasan bukan bank yang digunakan perusahaan buat membayar gaji.
“Temuan dari survei ini mengungkapkan bahwa rata-rata konsumen Indonesia menjadi nasabah suatu bank hanya selama 3,7 tahun,” kata Dena.
Survei bertema Bank Rapid Reaction Monitor ini menggunakan metode face to face interview dari September sampai Oktober 2014. Jumlah responden dalam survei ini sebanyak 1939 responden dan dilakukan di 9 kota besar, seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, Bandung, Semarang, Palembang dan Makassar.
sumber: merdeka.com