• Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
Senin, Juni 9, 2025
  • Login
totabuan.co
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport
No Result
View All Result
totabuan.co
No Result
View All Result
Home Ekbis

 Kenaikan BBM Jangan Dulu Diterapkan

Redaksi by Redaksi
8 Oktober 2014
in Ekbis
0
 Kenaikan BBM Jangan Dulu Diterapkan
0
SHARES
12
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

TOTABUAN.CO — Rencana pemerintahan baru untuk menaikkan harga BBM November nanti rupanya masih menuai protes. Meski didukung oleh kalangan pengusaha, kebijakan tersebut dinilai tak mencerminkan sikap pemerintah yang pro rakyat. Solusi lain untuk mendapatkan dana program pemerintah pun diberikan.

Ketua Dewan Pembina Komunitas Migas Indonesia (KMI) Iwan Ratman mengatakan, saat ini banyak tekanan kepada presiden terpilih Jokowi untuk menaikkan harga BBM secepatnya.

Termasuk, tim transisi Jokowi – JK yang sudah menyatakan pemerintah bakal melakukan kebijakan tersebut November nanti. Namun, pihaknya menilai hal tersebut bakal mempengaruhi kondisi masyarakat Indonesia.

“Logikanya, kenaikan BBM jelas bakal mempersulit kehidupan rumah tangga masyarakat Indonesia. Pasalnya, kenaikan harga BBM ini rencananya tak dibarengi dengan rencana kenaikan gaji karyawan Otomatis, kondisi ekonomi mereka akan terganggu. Belum lagi, inflasi yang bakal menaikkan produk-produk konsumsi, Jelas ini merugikan masyarakat,” terangnya di Jakarta kemarin (7/10).

Dia tak menampik, besaran subsidi BBM yang ada saat ini memang cukup besar. Namun, bukan berarti pemerintah tak punya solusi lain untuk mengimbangi pengeluaran yang tahun depan bakal mencapai Rp 194,2 triliun.

Dia mencontohkan potensi pendapatan tambahan dari kebijakan pajak. Dari kalkulasinya, pemerintah bisa menambah penerimaan pajak hingga mencapai Rp 759,5 triliun dari utak-atik beberapa pajak sektoral.

“Misalnya, pajak kendaraan bermotor. Kan produk inilah yang menyerap BBM bersubsidi Indonesia. Jadi, sudah seharusnya dinaikkan. Kalau saja mobil lama yang jumlahnya mencapai 18 juta dikenakan kenaikan pajak Rp 2 juta per unit, potensi penambahan penerimaan negara mencapai Rp 36 triliun. Lalu, sepeda motor lama sebanyak 86 juta kendaraan bisa dinaikkan Rp 500 ribu dan menambah Rp 43 triliun. Ditambah pajak motor baru yang dinaikkan, potensinya mencapai Rp 89,9 triliun,” rincinya.

Memang, lanjut dia, angka tersebut tak sebesar proyeksi penghematan pembelanjaan pemerintah senilai Rp 120 triliun jika BBM dinaikkan. Namun, dia meniali masih ada beberapa sektor yang bisa dikenakan kenaikan atau bahkan kebijakan pajak baru.

Mulai dari pajak rokok dan alkohol, pajak penghasilan ekspor, hingga pajak transaksi perbankan bisa disetting untuk mendorong penerimaan negara.

“Pajak-pajak yang dinaikkan dan diterapkan ini tidak berdampak kepada rakyat kecil dan miskin. Kemudian, tidak akan mengganggu target pertumbuhan ekonomi Indonesia. Yang paling penting, tambahan penerimaan negara ini memberikan ruang fiskal bagi Jokowi untuk menjalakan program yang lebih produktif,” tambahnya.

Dia menegaskan, kebijakan subsidi BBM memang sudah seharusnya dihapus. Namun, dia menilai masyarakat tak akan bisa menghadapi kenaikan yang terlalu besar. Karena itu, optimalisasi penerimaan negara melalui pajak merupakan solusi sementara untuk menjalankan penghapusan subsidi BBM secara bertahap.

“Kalau tahun ini atau 2015, saya rasa masyarakat masih belum siap. Siapkan dulu pilihan bagi masyarakat. Misalnya, infrastruktur BBG (bahan bakar gas) disiapkan di setiap SPBU. Kemudian, BBM dinaikkan Rp 1.000 per liter setiap enam bulan. Lambat laun, pasti masyarakat memilih BBG daripada BBM,” ungkapnya.

Sumber: jpnn.com

Tags: texs
Previous Post

Cerita tragis di balik hilangnya kapal pengantin di Selat Madura

Next Post

Sukses, TNI Berterima Kasih ke SBY

Next Post
Sukses, TNI Berterima Kasih ke SBY

Sukses, TNI Berterima Kasih ke SBY

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

BERITA TERKINI

𝖳𝖾𝗋𝖻𝗈𝗇𝗀𝗄𝖺𝗋, 𝖯𝗎𝗅𝗎𝗁𝖺𝗇 𝖳𝗈𝗇 𝖲𝗈𝗅𝖺𝗋 𝖬𝗂𝗅𝗂𝗄 𝖯𝖳 𝖲𝖬𝖠 𝖲𝗂𝗍𝖾 𝖡𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖣𝗂𝖼𝗎𝗋𝗂
Bolmong

𝖳𝖾𝗋𝖻𝗈𝗇𝗀𝗄𝖺𝗋, 𝖯𝗎𝗅𝗎𝗁𝖺𝗇 𝖳𝗈𝗇 𝖲𝗈𝗅𝖺𝗋 𝖬𝗂𝗅𝗂𝗄 𝖯𝖳 𝖲𝖬𝖠 𝖲𝗂𝗍𝖾 𝖡𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖣𝗂𝖼𝗎𝗋𝗂

by Redaksi
5 Juni 2025
0

𝖳𝖮𝖳𝖠𝖡𝖴𝖠𝖭.𝖢𝖮 𝖡𝖮𝖫𝖬𝖮𝖭𝖦 -- PT Samudera Mulia Abadi (𝖲𝖬𝖠) 𝖲𝗂𝗍𝖾 𝖡𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖺𝗄𝗁𝗂𝗋𝗇𝗒𝖺 𝗆𝖾𝗅𝖺𝗉𝗈𝗋𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗌𝗎𝗌 𝖽𝗎𝗀𝖺𝖺𝗇 𝗉𝖾𝗇𝖼𝗎𝗋𝗂𝖺𝗇 𝗌𝗈𝗅𝖺𝗋 𝗄𝖾 𝖯𝗈𝗅𝖽𝖺 𝖲𝗎𝗅𝗎𝗍. 𝖠𝖽𝖺...

Read moreDetails
Jalur Trans Sulawesi di Desa Solog Rusak Parah

Jalur Trans Sulawesi di Desa Solog Rusak Parah

4 Juni 2025
Inilah Tiga Dewas PDAM Bolmong Yang Raih Nilai Tertinggi

Inilah Tiga Dewas PDAM Bolmong Yang Raih Nilai Tertinggi

4 Juni 2025
Pemkab Bolmong Pantau Ketersediaan Stok Bahan Pokok

Pemkab Bolmong Pantau Ketersediaan Stok Bahan Pokok

4 Juni 2025
Yusra: Saya Tidak Paksa ASN Harus Tinggal di Lolak

Yusra: Saya Tidak Paksa ASN Harus Tinggal di Lolak

3 Juni 2025
totabuan.co

© 2019 TOTABUAN.CO by PMTech.

TENTANG TOTABUAN.CO

  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

IKUTI KAMI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport

© 2019 TOTABUAN.CO by PMTech.