TOTABUAN.CO — Realitas kondisi kelistrikan Indonesia sangat menyedihkan. Di samping rasio elektrifikasi yang masih kecil, kapasitas infrastruktur kelistrikan Indonesia juga sangat jauh tertinggal. Hal ini berdampak pada tidak berkembangnya industri di dalam negeri.
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Tumiran, menyebut kapasitas kelistrikan Indonesia hanya 0,2 Kw per kapita. Angka ini tertinggal jauh dari Singapura yang mencapai 2,7 Kw per kapita dan Malaysia sebesar 0,95 Kw per kapita.
“Ini belum cukup untuk jadi basline industri dalam negeri. Bahkan kita masih di bawah Vietnam,” ucap Tumiran di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (9/10).
Tumiran menyebut jika kondisi ini tidak segera dibenahi maka Indonesia tidak akan bisa bersaing dengan negara tetangga. Meski demikian, untuk memperbaiki infrastruktur kelistrikan tidaklah mudah karena banyaknya kendala.
Kendala pertama dan paling utama adalah pembebasan lahan. Salah satu contoh sulitnya pembebasan lahan adalah membangun transmisi listrik dari Pangkalan Susu ke Binjai yang tidak kunjung selesai sampai sekarang.
“Kalau tidak selesai transmisi engga bisa di tes, listrik di Sumut padam terus. Ada masyarakat tidak ingin membebaskan dan mereka minta bayar lebih mahal. Ini menjadi persoalan PLN. Tidak mudah diselesaikan aspek ekonomis,” tutupnya.
Sumber : merdeka.com