TOTABUAN.CO-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak menguat karena pelaku pasar optimistis atas prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih kuat tahun ini yang ditambah menurunnya risiko pasar global.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, akhir pekan lalu pasar saham global berhasil rebound. Indeks Eurostoxx di zona Euro menguat 2,83 persen ke level 2.756,16.
“Sementara di Wall Street, indeks DJIA dan S&P setelah lima sesi perdagangan sebelumnya tertekan, berhasil rebound masing-masing menguat 2 persen dan 1,9 persen tutup di 15.973,84 dan 1.864,78,” ujarnya dalam riset, Senin (15/2).
Ia menilai penguatan di pasar saham global tersebut terutama dipicu rebound harga minyak mentah hingga 12,3 persen di US$29,02 per barel setelah pasar berspekulasi OPEC akan menyepakati pemotongan produksinya. Data ekonomi yang keluar di kawasan Euro juga positif menopang aksi beli balik pemodal.
“Rendahnya risiko pasar saham global dan optimisme atas prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih kuat tahun ini akan kembali mendorong aksi beli di pasar saham pada perdagangan awal pekan ini. IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 4.690 hingga 4.750 berpeluang menguat,” jelasnya.
Perdagangan akhir pekan lalu, lanjutnya, didominasi aksi ambil untung pelaku pasar memanfaatkan sentimen negatif dari pasar global dan kawasan menyusul penguatan sejumlah saham unggulan dalam beberapa sesi perdagangan sebelumnya. IHSG akhirnya ditutup terkoreksi 61,467 poin (1,29 persen) di 4.714,393.
“Selama sepekan IHSG terkoreksi 1,76 persen setelah pekan sebelumnya menguat 3,98 persen. Pergerakan IHSG sepekan kemarin berfluktuatif didominasi aksi ambil untung,” katanya.
David menilai sentimen positif terutama berasal dari domestik seiring redahnya resiko capital outflow dan respon atas sejumlah rilis laba emiten serta paket kebijakan ekonomi jilid X yang merevisi daftar negatif investasi (DNI) dengan semangat lebih ramah pada investor asing.
Namun, lanjutnya, sentimen positif dari domestik tersebut dibayangi meningkatnya risiko pasar global dan kawasan terutama dipicu tren bearish harga minyak mentah dan kekhawatiran perlambatan ekonomi global.
“Pembelian bersih asing di pasar saham sepekan kemarin mencapai Rp1,11 triliun dan nilai tukar rupiah atas dolar Amerika menguat 1,33 persen di Rp13.471. Penguatan rupiah ini berdampak positif terhadap pergerakan sejumlah saham sektoral yang sensitif interest rate,” katanya.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan IHSG sedang berusaha menguji support level 4.710. Menurutnya selama support ini lolos uji, maka pergerakan IHSG menuju resistance level 4.821 akan tercapai dengan lebih cepat.
“Potensi kenaikan masih terlihat jika mencermati sisi capital inflow yang masih terus terjadi, dan kondisi perekonomian yang masih stabil turut menunjang hal tersebut. Pekan ini rilis data perekonomian BI rate juga dinantikan oleh investor,” katanya.
Namun, ia menilai perlu tetap menjaga kewaspadaan terhadap fluktuasi harga komoditas minyak yang masih akan memberikan pengaruh terhadap pergerakan pasar global dan regional.
Sumber:cnnindonesia.com