TOTABUAN.CO— Pedagang hewan kurban memperkirakan penjualan tahun ini tak lebih baik dari tahun lalu. Pada 2015 ini, pedagang hewan kurban dihadapkan pada dua masalah. Pertama, melemahnya daya beli masyarakat. Kedua, kenaikan harga hewan kurban terutama sapi.
Riyanto (44), seorang pedagang hewan kurban di Kebon Jeruk, Jakarta, mengatakan, pada hari raya kurban tahun ini ia telah mengurangi pasokan hewan kurban. “Di tahun lalu ambil sapi 84 ekor sekarang cuma 42 ekor. Pas setengahnya,” kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com di sela kesibukannya, Jakarta, Jumat (18/9/2015).
Dia mengatakan, geliat penjualan hewan pun menurun. Jika pada tahun lalu seminggu sebelum Lebaran bisa menjual 40 ekor sapi, sekarang hanya 20 ekor. “Kemarin sekali datang bisa 40 ekor terjual,”tutur dia.
Riyanto bilang, pasokan sapi diambil dari Magetan dan Ngawi Jawa Timur. Sapi diambil dari peternak yang harganya telah melambung tinggi.
Dia pun memperkirakan kenaiklan harga daging sapi beberapa waktu lalu menjadi salah satu penyebab kenaikan harga sapi. “Ambil dari kampung harganya Rp 12,5 juta. Sebelumnya Rp 10 juta per ekor,”tambahnya.
Apabila ditambah dengan biaya pengiriman, perawatan dan pakan paling tidak dia mengeluarkan tambahan sebanyak Rp 2 juta. Jadi, modal yang dikeluarkan paling tidak sekitar Rp 15 juta per ekor.
Dia pun menuturkan, dirinya hanya mengambil untung sekitar Rp 1 juta untuk penjualan sapi seekor. “Rata-rata habis. Tapi tidak tahu ini. Harganya sudah tipis,”katanya.
Ditanya mengenai kambing, dia mengaku tak khawatir. Pasalnya penjualan kambing stabil. “Kambing biasanya ambil 50 ekor sekarang tinggal 10 ekor,”tandas dia
Sumber; liputan.com