TOTABUAN.CO – London. Harga minyak mentah dunia pada perdagangan, Rabu (20/1,) turun ke level terendah baru dalam 12 tahun hingga di bawah US$ 28 per barel. Penyebabnya masih kekhawatiran terhadap prospek-prospek suram ekonomi global, perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok, serta kelebihan pasokan.
Pada sesi perdagangan pagi, harga minyak patokan Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2016 turun ke level US$ 27,32 per barel atau terendah sejak 24 September 2003. Harga minyak WTI kemudian berada di level US$ 27,80 per barel atau turun 66 sen dibandingkan penutupan, Selasa (19/1).
Pasar minyak mentah global kolaps setelah Badan Energi Internasional atau IEA dalam laporan terbarunya, Selasa, mengingatkan bahwa pasar tahun ini bisa tenggelam dalam banjir kelebihan pasokan.
Harga minyak mentah jatuh sekitar 75% sejak pertengahan 2014, terutama terpukul oleh kelebihan pasokan yang terus membanjiri pasar, perlambatan ekonomi global khususnya di Tiongkok, dan penguatan nilai tukar dolar AS.
“Dolar yang terus menguat menimbulkan masalah besar dan kenaikan pasokan tidak banyak menunjukkan tanda akan mulai berkurang,” ujar Kash Kamal, analis Sucden kepada AFP.
Ia menambahkan, tekanan terhadap harga minyak mentah saat ini sangat dipengaruhi masalah pasokan, karena permintaan dunia sebetulnya sangat sehat.
“Sehingga harga bakal turun lagi dan margin makin ketat sebelum para produsen terdorong untuk mengurangi produksi,” kata Kamal.
Penguatan dolar AS membuat harga minyak mentah dalam mata uang tersebut lebih mahal bagi konsumen yang nilai tukar mata uangnya lebih rendah. Akibatnya, permintaan dan harga minyak pun turun.
Jelang sesi siang di London, Inggris, harga minyak mentah Brent Laut Utara untuk pengiriman Maret 2015 turun 67 sen menjadi US$ 28,09 per barel dibandingkan penutupan Selasa. Brent pada Selasa turun ke level US$ 27,67 atau terendah sejak 25 November 2003.
Kontrak minyak mentah juga terjun bebas karena kelebihan pasokan dipastikan memburuk. Iran selaku negara produsen besar meningkatkan produksi setelah sanksi-sanksi ekonominya dicabut oleh Barat.
IEA pada Selasa memprediksikan harga minyak mentah terus turun tahun ini karena pasokan jauh melebihi permintaan. Kembalinya Iran ke pasar menutupi pemangkasan produksi oleh negara-negara lain.
Pasar minyak mentah kebanjiran pasokan akibat tingginya produksi di Amerika Serikat (AS) dan keputusan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak atau OPEC tahun lalu yang menolak untuk mengurangi kuota produksi.
Sumber ; Beritasatu.com
Massa Membludak Hadiri Kampanye Yusra – Dony di Inobonto
TOTABUAN.CO BOLMONG -- Massa pendukung Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) Yusra Alhabsyi - Dony...
Read more