TOTABUAN.CO — Harga minyak dunia berbalik lebih rendah di perdagangan Asia, Kamis (5/2/2015), karena kenaikan awal menjadi lesu setelah euro terpukul oleh kekhawatiran baru atas Yunani, lebih lanjut memperlemah permintaan dalam menghadapi kelebihan pasokan.
Para analis mengatakan, patokan Amerika Serikat (AS), minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI)
untuk pengiriman Maret, turun 32 sen menjadi 48,14 dolar AS dan minyak mentah Brent untuk Maret turun 16 sen menjadi 54,03 dolar AS dalam perdagangan sore. Kedua kontrak menguat pada awal perdagangan di Asia. Harga minyak mentah pada Rabu menghentikan kenaikan selama tiga hari, dengan WTI jatuh 8,7 persen karena persidiaan minyak mentah AS meningkat lagi.
Menurut analis, harga tertekan oleh jatuhnya euro di tengah berita bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) telah memotong akses bank-bank Yunani ke sumber utama uang tunai yang sangat dibutuhkan. Dalam sebuah keputusan yang mengguncang pasar keuangan global, ECB mengatakan pada Rabu, pihaknya tidak lagi memperpanjang izin bank-bank
Yunani untuk menggunakan utang pemerintah, yang telah berperingkat sampah, sebagai jaminan atas pinjaman.
“Situasi Yunani perlu diawasi karena dampak besar-besaran nilai euro terhadap dolar AS,” kata Shailaja Nair, direktur editorial penyedia informasi energi Platts.
Sebuah kemerosotan euro membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal, sehingga mengurangi permintaan dan menambahkan tekanan pada harga minyak mentah, yang telah terpukul oleh berlebihnya pasokan dan lemahnya permintaan. Minyak mentah telah kehilangan lebih dari setengah nilainya sejak Juni, ketika harga berada di lebih dari USD100 per barel.
Pasokan global telah didorong oleh lonjakan produksi minyak serpih (shale oil) dan keputusan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada November untuk mempertahankan tingkat produksi saat ini. Partai Syriza Yunani memenangkan pemilihan umum bulan lalu karena platform anti-penghematan, memicu kekhawatiran negara itu akan gagal bayar (default) pada kewajiban utangnya dan keluar dari serikat mata uang zona euro.
Syriza ingin melakukan negosiasi ulang persyaratan dari kesepakatan bailout atau dana talangan Yunani EUR240 miliar (USD269 miliar) dengan Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) yang partai katakan menahan
kesempatan Yunani memiliki pemulihan ekonomi.
sumber : metrotvnews.com