TOTABUAN.CO-Harga emas dunia naik ke level tertinggi dalam tiga bulan di akhir pekan ini. Kenaikan didorong laporan pekerjaan AS yang bergerak mixed, mendorong investor kembali mengkaji prospek kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS di tahun ini.
Kondisi ini juga menempatkan mata uang dolar kembali menguat selama sepekan dalam lebih dari satu tahun.
Melansir laman Reuters, harga emas berjangka AS untuk April ditutup naik 20 sen menjadi US$ 1,157.70 per ounce.
“Dengan data (pekerjaan) menunjukkan kenaikan suku bunga pada Maret kemungkinan tidak benar-benar terjadi. Mungkin peluangnya 50-50,” kata Robin Bhar, Analis Societe Generale.
Data pekerjaan AS pada Januari dilaporkan melambat lebih dari harapan. Namun kenaikan upah dan tingkat pengangguran di level terendah dalam delapan tahun diprediksi akan membuat pemulihan pasar tenaga kerja tetap terjadi.
“Kurva berjangka menunjukkan bahwa probabilitas (tingkat) kenaikan (suku bunga) pada Maret telah jatuh menjadi sekitar 10 persen. Tingkat terendah yang terakhir terlihat pada Oktober. Namun ada kemungkinan lebih besar dari 50 persen dan akan ada kenaikan tambahan tahun ini, ” kata Suki Cooper, analis logam mulia untuk Standard Chartered Bank di New York.
Sebagai bantalan aset non-bunga, emas dalam mata uang dolar menjadi kurang menarik jika suku bunga AS meningkat.
Imbas dari goyahnya perekonomian global mengangkat minat beli emas. Sehingga logam mulia ini masuk dalam aset dengan kinerja terbaik sejak awal 2016 dengan keuntungan hampir 10 persen.
Adapun harga perak turun 0,1 persen menjadi US$ 14,86 per ounce, setelah menyentuh tiga bulan di posisi US$ 14,96.
Harga Platinum turun 0,5 persen menjadi US$ 903 per ounce dan Paladium turun 2,6 persen pada posisi US$ 498,512 per ounce.
Sumber:liputan6.com