TOTABUAN.CO — Pemerintah, dalam hal ini Kemenko Perekonomian, mengimbau agar Perum Bulog dapat menstabilkan harga beras di pasar tradisional dengan mengimpor beras.
Menko Perekonomian, Sofyan Djalil mengungkapkan, harga beras di pasar tradisional masih melambung tinggi karena suplai beras dari hasil panen belum terserap pedagang. Di samping itu, suplai Bulog terbatas.
“Tapi kami sudah rapat dengan Bulog dan mereka sudah siap melakukan operasi pasar mulai hari ini. Mereka operasi pasar menggunakan kendaraan bantuan TNI langsung ke kantung-kantung konsumen untuk menekan harga di tingkat konsumen,” jelas dia di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (20/2/2015).
Melihat kondisi harga beras yang tak kunjung turun meski sudah ada intervensi pasar, Sofyan menuturkan, karena pedagang ingin mem-bully Bulog. Bulog diperingatkan pedagang untuk tidak bermain-main dengan cara operasi pasar.
“Mungkin juga jumlah yang disuplai Bulog enggak banyak, cuma bikin telinga gatal sehingga operasi pasar Bulog belum berfungsi. Selain itu, pasar beras enggak sehat,” ujar dia.
Lebih lanjut, katanya, pemerintah harus tetap mengimpor beras sebagai jalan keluar meningkatkan suplai beras di pasar. Namun dia belum menyebut kebutuhan impor beras.
“Saya tetap meyakini kita harus mengimpor kalau misal suplai di dalam negeri kurang. Angkanya belum, tapi yang penting target swasembada kan bukan tahun ini. Perlu impor karena kita harus menjaga inflasi dan beras salah satu komponen paling penting,” tegas dia.
sumber : metrotvnews.com