“Harga tersebut dengan perhitungan dari 6.000 kilogram yang dibeli pembeli Jepang bernilai 16.800 dolar AS atau 2,8 dolar per kilogram,” jelas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Jenny Karouw di Manado, Senin (16/02/2015).
Menurut Jenny, itu menandakan Jepang sangat berminat produk cengkih Sulut, sehingga petani tidak perlu khawatir. “Petani, membuang gagang cengkih saat panen raya, padahal memiliki nilai tambah cukup tinggi, bahkan diminati pasar Asia,” ujar dia.
“Saya berharap petani dan pengekspor memanfaatkan peluang ini sehingga kuantitas ekspor gagang cengkih Sulut semakin tinggi,” ungkap dia menambahkan.
Ia mengatakan, untuk itu harapannya petani cengkih di daerah ini harus menghasilkan cengkih dengan kualitas seperti sesuai permintaan negara luar. Ia memaparkan, pemerintah akan terus memantau pergerakan harga komoditas unggulan sehingga jika ada kenaikan atau penurunan akan terpantau dengan baik.
“Fasilitasi juga akan pemerintah lakukan, katanya, untuk kelancaran ekspor Sulut ke berbagai negara di dunia,” kata dia.