TOTABUAN.CO — PT Trisula International Tbk (TRIS) memprediksi posisi penjualan perseroan naik 12 persen menjadi Rp750 miliar di akhir 2014, dari posisi sebelumnya sebesar Rp670 miliar di 2013.
“Berdasarkan realisasi kuartal III-2014, maka perseroan memperkirakan prediksi penjualan 2014 akan naik 12 persen menjadi Rp750 miliar di akhir tahun ini, dibanding tahun sebelumnya Rp670 miliar,” kata Corporate Secretary TRIS, Marcus Brotoatmodjo, dalam keterangan tertulisnya yang diterimaMetrotvnews.com, Jumat (5/12/2014).
Marcus mengatakan, dengan segala pengalaman dan komitmen perseroan yang terus ingin membawa kehidupan yang lebih baik bagi banyak orang. Perseroan tetap yakin dan optimistis, bahwa keadaan pasar akan jauh lebih baik mulai dari penghujung akhir 2014 dan dilanjuti pada periode 2015.
Keadaan pasar yang membaik, Dia menjelaskan, hal itu didukung oleh pemerintahan baru yang lebih dipercayai pasar akan membawa harapan baru untuk Indonesia serta membuat iklim pasar lebih sehat dan kondusif. Sementara itu perseroan secara konsisiten terus melakukan peningkatan proses internal yang bertujuan untuk mencapai hasil yang lebih produktif dan efisien lagi.
Dalam menggenjot penjualan sampai akhir tahun, perseroan memiliki langkah-langkah di penghujung tahun ini, seperti jumlah POS akan lebih ditingkatkan, meluncurkan penjualan melalui belanja online untuk merek-merek yang dimiliki TRIS, merenovasi beberapa toko dengan menampilkan konsep baru untuk JOBB.
Kemudian, perseroan juga meningkatkan pasar internasional dengan membuka pasar baru seperti New Zealand yang menunjukan angka peningkatan yang cukup pesat di 2014 dan menghasilkan produk inovasi baru dengan teknologi “Seam Sealing” terus dikembangkan karena telah memiliki respons yang baik di pasar internasional.
Sekadar informasi, selama sembilan bulan pertama di 2014, penjualan bersih TRIS mencapai Rp553,3 miliar. Pasar ekspor menyumbang sebesar 78 persen dari total penjualan sampai dengan nilai sebesar Rp430,8 miliar. Dengan demikian penjualan retail memberikan kontribusi dari total penjualan menjadi 22 persen dengan nilai Rp122,5 miliar.
Meskipun ada peningkatan penjualan, laba komprehensive perseroan terhadap entits induk mengalami penurunan dari Rp21 miliar menjadi Rp16 miliar di kuartal III-2014.
Penurunan laba dikarenakan kenaikan upah karyawan yang cukup tinggi di wilayah Bandung yakni sekitar 25 persen, kurang bergairahnya pasar global yang kenyataannya dibawah ekspetasi, keadaan politik dalam negeri yang kurang kondusif sehubungan dengan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden yang berkepanjangan.
Kemudian, adanya selisih penghasilan akibat valuta asing di mana pada 2013 perseroan mengalami keuntungan valuta asing sekitar Rp5 miliar, tapi pada 2014 di periode yang sama sebaliknya mengalami kerugian akibat valuta asing sebesar Rp2 miliar, kenaikan biaya operasional sebagai dampak dari kenaikan upah karyawan itu sendiri dan investasi yang berlanjut dengan penambahan titik-titik penjualan di pasar domestik yang masih belum mencapai target penjualan yang diharapkan.
sumber : metrotvnews.com