TOTABUAN.CO — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat selama Maret 2015, total ekspor Provinsi Sulawesi Tengah senilai US$ 3,48 juta turun 2,70 juta dolar AS, atau 43,7 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Kepala BPS Sulawesi Tengah JB Priyono penurunan ekspor tersebut terjadi seiring berkurangnya komoditas yang dijual ke luar negeri. Selama beberapa bulan terakhir Sulawesi Tengah tidak mengekspor bijih nikel dan biji kakao. “Kedua komoditas tersebut selama ini menjadi primadona ekspor provinsi ini,” kata di Palu, Senin (4/5).
Ia mengatakan selama Maret 2015, lemak dan minyak hewani/nabati merupakan kelompok komoditas ekspor terbesar yaitu senilai US$ 2,14 juta atau berkontribusi 61,49 persen dari total nilai ekspor provinsi ini.
Kelompok komoditas penting lainnya adalah ikan dan udang senilai US$ 0,60 juta disusul produk kayu US$ 0,49 juta serta lak, getah dan damar senilai US$ 0,10 juta. “Sedangkan nilai ekspor kelompok komoditas lainnya masing-masing di bawah 0,10 juta dolar AS,” kata Priyono.
Dia juga mengatakan Malaysia merupakan negara tujuan utama ekspor selama Maret 2015 senilai US$ 2,13 juta atau 61,21 persen dari total nilai ekspor. Ekspor ke Malaysia tersebut sebagian besar berupa minyak kelapa sawit mentah (CPO).
Selama ini ekspor Sulawesi Tengah banyak dilakukan dari Pelabuhan Pantoloan di Kota Palu, dengan transaksi senilai US$ 2,56 juta atau 73,56 persen dari total nilai ekspor.
Sementara selama Januari hingga Maret 2015, total nilai ekspor Sulawesi Tengah tercatat US$ 10,94 juta yang terdiri dari ekspor melalui dalam provinsi sebesar US$ 8,97 juta dan dari provinsi lain sebesar US$ 1,97 juta. “Sementara total nilai impor Sulawesi Tengah selama Maret sebesar US$ 95,58 juta dan US$ 118,69 juta selama Januari hingga Maret 2015,” kata Priyono.
sumber : beritasatu.com