TOTABUAN.CO — Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan diperkirakan akan terhambat. Hal ini dikarenakan adanya potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Central Amerika (the Fed).
Pengamat ekonomi Fauzi Ihsan mengungkapkan, langkah the Fed diprediksi bakal mempersulit Pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 persen. Selain itu, memasuki semester II dampak BBM sudah mulai menghilang, dikarenakan adanya pembangunan infrastruktur dari dana penghematan subsidi.
“Melihat pertumbuhan ekonomi 2014 pada angka 5,1 persen, maka 2015 di proyeksi 5,2 persen. Kita juga harus ingat karena pertumbuhan ekonomi sulit 5,5 persen karena adanya prediksi Bank Central Amerika akan menaikan suku bunganya, di semester kedua 2015,” ungkap Fauzi di Ritz Carlton, Jakarta, Senin (8/12/2014).
Akibat kenaikan suku bunga tersebut, lanjut dia, bisa membuat Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuannya. Hal ini harus dilakukan, agar tidak ada pelarian modal dari dalam ke luar.
“Itu akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tapi, target pertumbuhan ekonomi pemerintah bisa tercapai kalau bank sentral Amerika tidak menaikkan suku bunganya,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui,akibat melemahnya pertumbuhan investasi dan ekspor. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015.Diperkirakan hanya mencapai 5,2 persen,sedikit di bawah proyeksi Bank Dunia yang dirilis Juli 2014 lalu,yaitu sebesar 5,6 persen.
Sementara pertumbuhan ekonomi tahun 2014,diperkirakan mencapai 5,1 persen,lebih rendah dari 5,2 persen. Tidak sesuai dari yang sebelumnya diperkirakan. Prospek ini mencerminkan kinerja investasi tetap dan laporan data perdagangan yang tidak menggembirakan,dan berlanjutnya perlambatan kredit.
sumber : okezone.com