TOTABUAN.CO – PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) mencatat kenaikan pendapatan sebesar 10 persen di tengah pelemahan makroekonomi dan nilai tukar rupiah di kuartal I-2015.
“Pendapatan kuartal pertama yang berakhir 30 Maret 2015 ini mencapai Rp518 miliar atau naik 10 persen secara year on year (yoy),” tutur Presiden Direktur LPCK, Meow Chong Loh, dalam siaran persnya, Selasa (5/5/2015).
Sementara laba bruto perseroan meningkat tujuh persen menjadi Rp277 miliar dari Rp260 miliar pada 2014, EBITDA tumbuh sebesar 22 persen yoy menjadi Rp279 miliar. Kemudian laba bersih perseroan naik 21 persen menjadi Rp275 miliar dari Rp227 miliar untuk periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan dari Hunian, Ruko dan Apartemen tumbuh 11 persen menjadi Rp474 miliar dari Rp427 miliar di periode yang sama 2014 atau menyumbang 91 persen dari total pendapatan.
Pendapatan dari divisi industri dan komersial sebesar Rp275 miliar menyumbang 53 persen terhadap total Pendapatan. Sedangkan EBITDA tumbuh 22 persen menjadi Rp279 miliar di kuartal I-2015 dari Rp230 miliar di periode yang sama 2014, kenaikan ini didukung oleh pertumbuhan pendapatan yang kuat.
Sedangkan total aset tumbuh 19 persen menjadi Rp4,6 triliun dari Rp3,9 triliun pada akhir 2014. Total Marketing Sales kuartal I-2015 mencapai Rp1,276 triliun di mana target di 2015 optimistis dicapai sebesar Rp2,5 triliun atau tumbuh sebesar 67 persen yoy.
“Hasil kuartal I telah memenuhi harapan kami di tengah melemahnya daya beli domestik serta adanya peraturan KPR yang lebih ketat. Secara keseluruhan aktifitas bisnis serta profitabilitas usaha tetap berlangsung dengan baik sepanjang kuartal pertama 2015,” jelas dia.
Menurut dia, perseroan telah menuai manfaat dari visi jangka panjang serta skala investasi LPCK di bidang infrastruktur yang pada gilirannya menjadi dasar pertumbuhan dan profitabilitas dari unit bisnisnya.
Pendapatan recurring LPCK turun sebesar dua persen yoy menjadi Rp44 miliar dan memberikan kontribusi sebesar sembilan persen dari total pendapatan Perseroan di kuartal I-2015.
“LC telah menyiapkan proyek Orange County yang dipersiapkan sebagai proyek yang berkesinambungan untuk pertumbuhan masa depan,” tambah Meow Chong Loh.
Orange County adalah world class mixed used-the Globally Connected City yang menjadi pusat bisnis dan gaya hidup di Koridor Timur Jakarta. Orange County dikembangkan dilahan seluas 322 hektare (ha) dengan 82,3 ha untuk Lippo Central Business District (Lippo CBD) dan pembangunan mega konstruksi seluas 16, 5ha dengan nilai investasi Rp250 triliun.
Anak perusahaan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) ini adalah pengembang kawasan perkotaan dengan luas sekitar 3.000 ha di mana industri sebagai basis ekonomi. LPCK telah membangun lebih dari 14.000 hunian, dengan penghuni 45.000 orang dan 400.000 orang yang bekerja setiap hari di pabrik, ada disekitar 820 perusahaan manufaktur yang tersebar di kawasan industri Lippo Cikarang.
sumber: metrotvnews.com