• Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
Senin, Juni 9, 2025
  • Login
totabuan.co
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport
No Result
View All Result
totabuan.co
No Result
View All Result
Home Ekbis

Dulu Perajin Tempe, Kini Heri Bos Gula Merah

Redaksi by Redaksi
10 Oktober 2014
in Ekbis
0
Dulu Perajin Tempe, Kini Heri Bos Gula Merah
0
SHARES
12
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

TOTABUAN.CO — Bila ditekuni dengan serius, bisnis gula merah ternyata bisa mendatangkan cuan yang manis. Heri Susanto sudah membuktikannya. Pria asal Lampung Timur ini sukses menjadi produsen sekaligus distributor yang memasok kebutuhan gula merah di Provinsi Lampung dan Palembang, Sumatra Selatan.

Dengan memiliki lebih dari 250 orang petani penderes gula merah dan 25 agen gula merah, Heri mampu memasarkan sekitar 20 ton gula merah per minggunya. Total omzetnya dalam sebulan mencapai Rp 500 juta–Rp 600 juta, dengan laba bersih sekitar 30 persen.

Sukses yang diraihnya ini tidak didapat dengan mudah. Pria asal Banyuwangi, Jawa Timur, ini sudah lama merantau dan bekerja keras untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Sebelum menjadi pengepul gula merah, Heri pernah menggeluti usaha pengolahan tempe di rumahnya.

Bisnis ini ditekuninya sebelum menikah hingga memiliki seorang istri dan anak pada tahun 1998. Namun, di suatu hari, saat Heri keliling pasar di Lampung Timur, ia melihat seorang agen gula merah yang mendistribusikan barang dagangannya di pasar. Kebetulan, permintaan gula merah di Lampung dan daerah sekitarnya cukup besar.

Prospeknya ia lihat masih menarik dan belum banyak pengepul gula merah. Ia pun tertarik untuk berkecimpung sebagai pengumpul gula merah, dan meninggalkan usaha produksi tempe yang ia jalani.

Maka, pada tahun 2000, Heri mulai keliling Lampung Timur untuk mengumpulkan gula merah dari petani alias para penderes.  “Saat itu saya bisa mengumpulkan hingga 70  kilogram per hari,” ujarnya.

Asal tahu saja, harga gula merah saat itu masih sekitar Rp 2.000 per kg. Maka dalam sehari, ia bisa mengumpulkan omzet Rp 100.000–Rp 140.000. Adapun laba yang diperoleh hanya Rp 200–Rp 300 per kg.

Heri pun terus terpacu untuk meningkatkan skala usahanya. Ia ingin meningkatkan kuantitas gula merah yang dikumpulkan dari para penderes. Untuk tambahan modal, ia lalu menggadaikan sepeda motornya.

Maklumlah, untuk mengumpulkan jumlah gula merah yang lebih banyak, ia harus memiliki modal yang cukup besar. Supaya penderes tidak lari ke pengepul lain, ia kadang membayar di muka.

Dengan sistem itu, ia berhasil menggaet lima orang penderes yang rutin memasok gula merah kepadanya. Setiap minggu, para penderes memasok 3 ton–4 ton gula merah.

Seiring meningkatnya jumlah gula merah yang ia jual, Heri pun mulai memiliki agen gula merah, sehingga tak perlu bersusah payah mengumpulkan gula merah sendiri.

Namun, untuk tetap bertahan di bisnis ini, Heri harus menjadi pengepul yang besar. Maklum, persaingan antar pengepul cukup ketat. Untuk itu, ia harus menjaring lebih banyak agen dan penderes gula merah.

Sumber: kompas.com

Tags: texs
Previous Post

Ilmuwan berhasil kembangkan penis dan vagina buatan!

Next Post

Dijegal di DPR, Jokowi Tetap Buka Peluang Koalis

Next Post
Dijegal di DPR, Jokowi Tetap Buka Peluang Koalis

Dijegal di DPR, Jokowi Tetap Buka Peluang Koalis

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

BERITA TERKINI

𝖳𝖾𝗋𝖻𝗈𝗇𝗀𝗄𝖺𝗋, 𝖯𝗎𝗅𝗎𝗁𝖺𝗇 𝖳𝗈𝗇 𝖲𝗈𝗅𝖺𝗋 𝖬𝗂𝗅𝗂𝗄 𝖯𝖳 𝖲𝖬𝖠 𝖲𝗂𝗍𝖾 𝖡𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖣𝗂𝖼𝗎𝗋𝗂
Bolmong

𝖳𝖾𝗋𝖻𝗈𝗇𝗀𝗄𝖺𝗋, 𝖯𝗎𝗅𝗎𝗁𝖺𝗇 𝖳𝗈𝗇 𝖲𝗈𝗅𝖺𝗋 𝖬𝗂𝗅𝗂𝗄 𝖯𝖳 𝖲𝖬𝖠 𝖲𝗂𝗍𝖾 𝖡𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖣𝗂𝖼𝗎𝗋𝗂

by Redaksi
5 Juni 2025
0

𝖳𝖮𝖳𝖠𝖡𝖴𝖠𝖭.𝖢𝖮 𝖡𝖮𝖫𝖬𝖮𝖭𝖦 -- PT Samudera Mulia Abadi (𝖲𝖬𝖠) 𝖲𝗂𝗍𝖾 𝖡𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖺𝗄𝗁𝗂𝗋𝗇𝗒𝖺 𝗆𝖾𝗅𝖺𝗉𝗈𝗋𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗌𝗎𝗌 𝖽𝗎𝗀𝖺𝖺𝗇 𝗉𝖾𝗇𝖼𝗎𝗋𝗂𝖺𝗇 𝗌𝗈𝗅𝖺𝗋 𝗄𝖾 𝖯𝗈𝗅𝖽𝖺 𝖲𝗎𝗅𝗎𝗍. 𝖠𝖽𝖺...

Read moreDetails
Jalur Trans Sulawesi di Desa Solog Rusak Parah

Jalur Trans Sulawesi di Desa Solog Rusak Parah

4 Juni 2025
Inilah Tiga Dewas PDAM Bolmong Yang Raih Nilai Tertinggi

Inilah Tiga Dewas PDAM Bolmong Yang Raih Nilai Tertinggi

4 Juni 2025
Pemkab Bolmong Pantau Ketersediaan Stok Bahan Pokok

Pemkab Bolmong Pantau Ketersediaan Stok Bahan Pokok

4 Juni 2025
Yusra: Saya Tidak Paksa ASN Harus Tinggal di Lolak

Yusra: Saya Tidak Paksa ASN Harus Tinggal di Lolak

3 Juni 2025
totabuan.co

© 2019 TOTABUAN.CO by PMTech.

TENTANG TOTABUAN.CO

  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

IKUTI KAMI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport

© 2019 TOTABUAN.CO by PMTech.