TOTABUAN.CO — Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih tinggi pada Senin (13/10/2014) waktu setempat (Selasa pagi WIB), karena dollar AS melemah setelah pejabat Federal Reserve mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga mungkin ditunda.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik 8,3 dollar AS, atau 0,68 persen, menjadi menetap di 1.230 dollar AS per ounce.
Emas telah meningkat selama lima sesi dalam enam hari terakhir. Data ekonomi dari Tiongkok juga mendukung emas. Data menunjukkan bahwa perekonomian Tiongkok mungkin tumbuh pada kuartal ketiga di laju paling lambat dalam lebih dari lima tahun; dan impor komoditas industrial Tiongkok “rebound” kuat pada September.
Namun demikian, penurunan harga minyak mentah ke tingkat terendah sejak 2010 membatasi kenaikan harga emas lebih lanjut pada Senin.
Meskipun short covering (pembelian saat harga dianggap rendah)telah memberikan beberapa dukungan untuk emas baru-baru ini, analis pasar percaya bahwa reli emas akan berumur pendek. Mereka memperkirakan bahwa harga emas bisa turun lebih lanjut karena prospek ekonomi AS membaik.
Singapura pada Senin meluncurkan kontrak emas 25 kilogram, yang bertujuan untuk memberikan harga patokan regional.
Kepemilikan emas di SPDR Gold Trust, dana berbasis emas terbesar di dunia yang diperdagangkan di bursa, turun dari 2,64 ton pada Jumat (10/10/2014) menjadi 759,44 ton, tingkat terendah sejak Desember 2008.
Semenara perak untuk pengiriman Desember naik 4,2 sen, atau 0,24 persen, menjadi ditutup pada 17,345 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 0,4 dollar AS, atau 0,03 persen, menjadi ditutup pada 1.261,2 dollar AS per ounce.
Sumber : kompas.com