TOTABUAN.CO – Melemahnya nilai tukar Rupiah hingga nyaris mendekati angka Rp 13.000 per USD, mulai terasa dampaknya. Harga sejumlah barang elektronik kini semakin mahal mengingat beberapa komponen harus didatangkan dengan cara impor.
Pengusaha elektronik di kawasan Pasar Glodok tak bisa menghindar dari gejolak nilai tukar Rupiah. Seperti yang diutarakan Endal, salah satu pemilik toko khusus menjual barang elektronik.
Dia mencontohkan, harga komputer jinjing atau laptop naik sekitar 20-30 persen. “Untuk laptop dengan ukuran 10 inci biasanya hanya Rp 2,6 juta tapi sekarang bisa Rp 2,8 juta per buah. Naiknya bisa antara Rp 200.000-300.000 dari biasanya,” ujarnya kepada merdeka.com, Jakarta, Selasa (3/3).
Endal dan pedagang elektronik lainnya sudah terbiasa dengan nilai tukar yang naik turun tak menentu. Hanya saja, dia tidak mengira kalau Rupiah tak kunjung menguat.
“Sebenarnya sudah biasa dengan kondisi seperti ini, tapi jangan lama-lama,” ungkapnya.
Dia tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya jika kondisi ini berlarut-larut. Meskipun saat ini masih ada konsumen yang membeli produk elektronik, bukan tidak mungkin nantinya barang dagangannya tak laku karena dolar terus naik.
“Ada pembeli yang mengerti kalau dolar naik maka harga elektronik juga ikut naik, kalau jadi pedagang elektronik sudah biasa dengan naik turun rupiah,” jelas dia.
sumber: merdeka.com