TOTABUAN.CO — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan, langkah PT Telkom Indonesia Tbk memonetisasi (menaikkan nilai) anak usahanya, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) melalui pola share swap atau tukar guling saham dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) merupakan aksi korporasi, sehingga tidak perlu dicampuri.
“Terserah, itu bagian dari aksi korporasi. Saya tidak pernah menghambat aksi korporasi, silakan saja,” kata Dahlan di Jakarta, Selasa (14/10/2014).
Menurut Dahlan, dalam setiap aksi korporasinya Telkom tentu sudah melalui kajian mendalam, karena dilakukan dalam rangka menjadikan perusahaan menjadi lebih besar.
“Saya sudah menanyakan langsung komisaris utama dan direksi Telkom bahwa langkah yang mereka lakukan baik bagi perusahaan. Jadi saya tidak boleh menghambat aksi korporasi itu, karenanya bagi saya harus didukung,” ujar dia.
Sebelumnya pada Jumat (10/10/2014), diberitakan bahwa Telkom dan Tower Bersama menandatangani perjanjian yang akan menukar 100% sahamnya di Mitratel dengan 13,7% saham TBIG yang berasal dari penerbitan saham baru.
Kesepakatan ini akan dilaksanakan dalam dua tahap, pertama, Telkom akan menukarkan 49% kepemilikannya di Mitratel dengan 290 juta lembar saham baru TBIG. Tahap kedua, Telkom memiliki opsi untuk menukarkan 51% sisa kepemilikan Telkom di Mitratel dalam jangka waktu dua tahun dengan tambahan 472,5 juta saham baru TBIG.
Terkait hal itu, Dahlan menuturkan sempat menantang petinggi Telkom di bawah kepemimpinan Dirut Telkom Arief Yahya apakah bisa membawa perusahaan berkembang pesat menjadi perusahaan regional.
“Mereka (direksi) bilang bisa. Asalkan mereka diberikan kebebasan untuk melakukan aksi korporasi. Dan kenyataannya terbukti harga saham Telkom terus menguat. Jadi tidak ada masalah,” katanya.
Sementara itu, analis dari Nomura Sekuritas, Sachin Gupta dalam kajiannya menilai aksi backdoor listing ini menguntungkan Telkom karena berbagai tujuan untuk monetisasi aset tercapai, bahkan Telkom masih bisa menikmati pertumbuhan dari bisnis menara di masa depan dengan memiliki saham di Tower Bersama.
Dia juga menilai Telkom berhasil membuat valuasi Mitratel di angka premium dimana per menara yang dimilikinya senilai USD182 ribu di tengah rendahnya tenancy ratio (1.2x) dan EBITDA margin hanya 43%.
Sumber : metrotvnews.com