TOTABUAN.CO – Derasnya serbuan ponsel murah di pasaran Indonesia rupanya membuat BlackBerry memutar otak untuk mengejar ketertinggalan. Pabrikan asal Kanada yang sempat merajai jagat smartphone beberapa tahun lalu itu pun memutuskan untuk tak lagi mengejar segmen entry level, melainkan fokus dengan upaya mendorong penjualan perangkat kelas menengah-atas.
Hal itu diungkapkan oleh Managing Director BlackBerry Indonesia Sofran Irchamni usai acara peluncuran BlackBerry Classic di Jakarta, Rabu (25/3/2015).
“Kami akan fokus di kelas smartphone mid-high, di sana lebih bagus pangsa pasarnya,” kata Sofran saat ditemui oleh Kompas Tekno. Dia optimis pasar smartphone kelas menengah-atas akan mengalami pertumbuhan lebih cepat di Indonesia dibandingkan segmen entry-level.
“Perkiraan saya, smartphone di segmen ini akan semakin canggih sehingga orang-orang yang tadinya terbiasa bekerja di PC akan beralih ke smartphone kelas atas. Artinya PC menurun sementara smartphone naik,” imbuhnya.
Adapun segmen menengah-atas yang dimaksud oleh Sofran adalah smartphone dengan kisaran harga Rp 5 juta ke atas. “Contohnya adalah BlackBerry Classic yang kami luncurkan dalam kesempatan kali ini,” ujar dia.
Di Indonesia, BlackBerry Classic dibanderol dengan kisaran harga Rp 5,6 juta. BlackBerry memiliki model lain di segmen atas, yakni Passport yang sama-sama mengusung fitur keyboard QWERTY. Harga BlackBerry Passport dipatok di angka Rp 9,5 juta ketika diluncurkan perdana bersama paket bundling data dari operator seluler, November tahun lalu.
Kendati mengatakan sudah tidak tertarik berkompetisi di ranah smartphone entry level, Sofran belum merinci apakah BlackBerry akan kembali merilis model smartphone berharga terjangkau di Indonesia atau tidak. Terakhir, pabrikan tersebut meluncurkan BlackBerry Z3 pada Mei 2014. Ketika itu ponsel berkode nama “Jakarta” ini dibanderol dengan harga kurang dari Rp 2 juta.
Pangsa pasar BlackBerry di Indonesia memang dilaporkan mengalami penurunan drastis akibat persaingan dari pabrikan-pabrikan smartphone Android. Pada tengah tahun pertama 2014, laporan lembaga riset IDC menyebutkan bahwa pangsa BlackBerry di pasar smartphone Indonesia yang sempat disebut sebagai “BlackBerry Nation” telah menyusut hingga tinggal 3 persen.
sumber: kompsa.com