TOTABUAN.CO – Bank Indonesia (BI) mewaspadai tingginya tingkat inflasi pada pertengahan tahun akibat dampak penyesuaian harga energi seperti listrik dan elpiji golongan subsidi karena dinilai mampu memberi tekanan target inflasi BI yang dipatok sebesar 4 plus minus 1 persen tahun ini.
“Namun kita sambut baik kalau ada penurunan harga gas, ataupun penyesuaian harga minyak dan harga listrik. Tapi yang harus kita kendalikan adalah volatile food yang sudah bergejolak itu,” kata Gubernur BI Agus D.W Martowardjojo di Gedung BI Pusat, Jakarta, Rabu (23/3).
Ia menjelaskan, gejolak harga pangan atau volatile food mesti dikendalikan mengingat pada pertengahan tahun nanti juga bertepatan dengan hari raya Idul Fitri. Pasalnya, permintaan pangan bakal melonjak tajam.
“Kalau kita perhatikan penyebabnya harga bawang, cabe merah, cabe rawit. Hanyalah komoditi sederhana, tapi dampaknya kepada ekonomi besar. Kita perlu terus berkoordinasi supaya harga rendah dan stabil,” terangnya.
Mantan Menteri Keuangan itu menyebut hingga minggu ketiga, tingkat inflasi mencapai 0,28 persen, sehingga sepanjang tahun inflasi diperkirakan mencapai 4,53 persen. Ia menegaskan pentingnya koordinasi antara pemerintah pusat daerah dan otoritas moneter dalam mengendalikan inflasi.
“Sehingga tahun ini inflasi harus ada di kisaran 4 plus minus 1 persen. Jika tidak dikendalikan, maka akan menciptakan iklim yang tidak kompetitif. Tingkat bunga pasti tidak bisa diturunkan,” katanya.
Pemerintah telah menetapkan sejumlah pos anggaran yang akan mengalami penyesuaian dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016.
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengungkapkan, satu pos anggaran yang akan mengalami perubahan dalam APBNP 2016 ialah subsidi untuk sektor energi nasional.
“Iya pasti ada perubahan. Seperti subsidi elpiji (3 kilogram) itu pasti ada penurunan,” ujar Bambang kepada CNNIndonesia.com akhir pekan ini.
Selain penjualan elpiji 3 kg, Bambang bilang sedianya pemerintah juga tengah menimbang pengurangan subsidi untuk sejumlah pelanggan listrik bergolongan 900 volt ampere (va).
Pengurangan subsidi listrik sendiri didasarkan pada program penyaringan pelanggan listrik miskin yang saat ini dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) bersama Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
sumber:cnnindonesia.com