TOTABUAN.CO — Turunnya harga bahan bakar minyak jenis premium (Ron 88) menjadi Rp7.600/liter dan solar menjadi Rp7.250/liter belum mempengaruhi harga bahan pangan di sejumlah pasar tradisional di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Harga bahan pangan belum mengalami perubahan, dalam artian masih stabil dengan harga yang lama, setelah diturunkannya BBM sejak 1 Januari 2015 lalu.
Salah serang pedagang di pasar Anduonohu Kendari, Mardin, mengatakan, bahwa sampai empat hari sejak diturunkannya harga BBM, harga sejumlah bahan pangan dipasar tersebut belum berubah.
“Harga belum turun, karena barang yang kami jual saat ini kami beli dengan harga yang lama sebelum BBM turun,”ujarnya.
Ia menambahkan, dirinya dan pedagang lain harus menghabiskan stok barang yang dibeli saat harga pangan naik mengikuti naiknya harga BBM bulan November lalu.
Para pedagang tersebut belum bisa memastikan apakah harga pangan akan turun atau tidak sebab harganya dipengaruhi oleh permintaan dan ketersediaan stok barang di pasaran.
“Biasanya harga bahan pangan tidak serta merta kami langsung turunkan, karena kami juga membeli dari distributor, kalau distributor jualnya mahal maka kami juga pasti akan menjualnya mahal, yang pastinya tidak ada edagang yang mau rugi, ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Amir, pedagang di Pasar Bonggoeya, Kota Kendari, bahwa harga bahan pangan belum mengalami perubahan signifikan.
“harga belum berubah, masih harga lama, kami juga tidak tahu apakah harga akan turun atau tidak, misalnya beras kami masih jual Rp9.000 hingga Rp10.000/kg, tergantung jenis dan kualitasnya,”ujarnya.
Untuk, gula pasir dijual dengan harga Rp10.000/kg, minyak goreng Rp12.000/liter, tepung terigu Rp9.000/kg. Para pedagang itu juga meminta agar pemerintah setempat untuk terus melakukan pemantauan dan pengawasan sehingga stok kebutuhan pokok tetap terjaga dan stabil.
sumber : suara.com