TOTABUAN.CO — Tidak dipungkiri, ketergantungan Indonesia terhadap produk impor sudah sangat merugikan. Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla berulang kali mengumbar janji bakal mewujudkan swasembada pangan, swasembada gula, swasembada garam, hingga swasembada sapi.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago menyayangkan kebijakan pemerintah sebelumnya yang akrab dengan pendekatan impor. Impor pangan makin beragam di tengah potensi sumber daya alam melimpah. Ini terjadi karena pemanfaatan hasil alam masih rendah.
“Jenis pangan kita impor makin beragam, kita dalam waktu relatif belum lama ini merasakan krisis daging, kedelai, bawang merah, bahkan krisis cabai,” ucap Andrinof dalam acara Musrenbang Regional Sumatera di Pulau Belitung, akhir pekan ini.
Di musrenbang tahun ini, Andrinof berharap bisa menemukan jalan keluar pemenuhan kebutuhan pangan. Apalagi jumlah penduduk semakin tinggi. Tantangannya, penurunan produktivitas pangan.
“Kita harus buat rancangan menghindari krisis komoditas ini. Potensi dan harta melimpah. Pemanfaatannya masih sangat rendah.”
Andrinof meminta, pemerintah daerah, Bappeda se-Sumatera membahas hal prioritas. Hasil musyawarah ini akan dibawa dalam rapat musrenbang nasional yang akan disusun jadi RPJMN 2015-2019.
“Pertama harus meningkatkan produksi pangan dalam negeri. Kemudian Sumber daya maritim harus optimal dan berkelanjutan kepentingan untuk kita sendiri. Peningkatan produksi energi atau listrik. Percepatan dan pendalaman industri serta peningkatan pembangunan sektor pariwisata,” tutupnya.
sumber : merdeka.com