TOTABUAN.CO — Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) menargetkan sertifikasi 120.000 tenaga kerja hingga akhir Desember 2015 mendatang. Untuk mencapai target ini, dilakukan percepatan pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) khususnya di 12 sektor yang menjadi prioritas ASEAN.
Hal tersebut dikemukakan Kepala BNSP, Sumarna Abdurrahman, dalam sebuah diskusi bersama anggota Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (10/2). Sumarna mengatakan, saat ini, dari 162 jenis usaha yang ada di Kadin, baru sepertiga yang memiliki LSP.
“Dengan adanya sertifikasi tersebut, tenaga kerja akan diakui karena memiliki standar yang sama dengan ASEAN,” jelas Sumarna.
Sumarna mengatakan, beberapa sektor seperti kesehatan, elektronika, dan logistik belum memiliki standar sertifikasi maupun LSP. Padahal, beberapa sektor, seperti pariwisata misalnya, telah memiliki standar setingkat ASEAN.
Pemerintah melalui BNSP telah menyiapkan dana hingga Rp 165 miliar untuk mencapai target percepatan tersebut. Dana tersebut akan digelontorkan setiap tahunnya hingga 2019 mendatang.
Sumarna berharap, semua sektor industri dapat segera mengurus pembentukan LSP. Pasalnya, Sumarna mengatakan, masih banyak industri yang berpikir jangka pendek.
“Banyak industri yang menganggap proses ini mengeluarkan biaya banyak dan memakan waktu yang lama. Padahal lembaga pendidikan membutuhkan standar agar sumber daya yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan industri,” jelas Sumarna.
sumber : beritasatu.com