TOTABUAN.CO MINSEL– Ribuan warga di pesisir Desa Sapa Kecamatan Tengah Kabupaten Minahasa Selatan, bercebur di pinggir pantai dalam rangka mandi Safar Sabtu (20/10/2018).
Mandi Safar merupakan tradisi yang sudah ada sejak dulu. Tradisi ini yaitu mandi di pantai sebagai simbol membersihkan diri sekaligus harapan agar diri bersih dan terhindar dari hal-hal yang tidak baik.
Tradisi Mandi Safar dilaksanakan setiap tahun tepatnya pada bulan Safar. Tradisi ini dipimpin pemuka agama dengan menyiramkan air sambil membacakan doa. Bagi warga setempat, mandi Safar adalah hari spesial. Sebab, mereka yang ada di luar desa bisa pulang dan berkumpul bersama keluarga.
Menurut warga, mandi Safar adalah kearifan lokal. Di mana inti dari tradisi ini memanjatkan doa, agar terhindar dari malapetaka.
“Ini sudah menjadi acara tahunan yang jatuh pada bulan Safar,” ujar Imam Masjid Al Muhajrin Sapa Musa Hambali Sabtu (20/10/2018).
Hamsa mengungkapkan, syukur yang tak terhingga karena masih diberikan umur panjang sehingga kita masih dapat berkumpul bersama di bulan Safar.
Diharapkan tradisi ini dapat dirasakan seluruh masyarakat di desa ini baik muslim maupun non muslim mendapatkan rahmat dari Allah SWT.
Diikuti Umat Kristiani
Tradisi mandi safar bukan hanya diikuti oleh umat muslim saja. Namun juga diikuti umat Kristiani yang ada di desa tersebut.
Sejak pagi warga di Desa Sapa Timur dan sebagian Desa Sapa Induk menuju pantai untuk menggelar mandi safar. Selain mandi, warga juga membawa makanan dan minuman untuk makan bersama usai dibacakan doa keselamatan oleh pemuka agama.
Rita Pangkey salah satu warga Kristiani yang ikut mandi safar mengaku, sangat bangga akan toleransi yang selama ini tercipta. Sebagai non muslim kata Rita, kemeriahan ini sangat dirasakan.
“Meskipun kita berbeda, namun suasana kekeluargaan ini sangat dirasakan. Ini suasana yang penuh makna yang cukup tinggi,” ucap Rita.
Dia mengatakan sangat bersyukur kepada Tuhan, karena selama ini toleransi terus terjaga.
Bagi warga muslim Desa Sapa, mandi safar ini bukan hanya sekedar tradisi saja. Namun lebih meminta agar dijauhkan dari bencana dan meminta keselamatan dan rahmat dari Allah SWT. Begitu juga bagi mereka non muslim bisa berkumpul di tempat ini untuk saling bersilaturahmi .
Penulis: Hasdy