TOTABUAN.CO — Mantan Bupati Karanganyar periode 2003-2013, Rina Iriani Sri Ratnaningsih akhirnya ditahan. Eksekusi tersebut dilakukan setelah sang Ratu Jemani tersebut menjalani persidangan dengan agenda saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Semarang, Selasa (11/11).
Majelis Hakim yang diketuai Dwiarso Budi Santiarto memerintahkan penahan terhadap Rina.
“Memerintahkan untuk melakukan penahanan terhadap terdakwa Rina Iriani di rumah tahanan wanita di Semarang,” kata Haki Dwiarso di akhir sidang.
Untuk diketahui, semenjak Rina ditetapkan sebagai tersangka sampai duduk di kursi pesakitan Pengadilan Tipikor Semarang, ia belum pernah ditahan. Salah satu alasan Hakim, sidang telah memasuki pemeriksaan saksi meringankan.
“Penahanan dilakukan untuk menunjang dan memperlancar proses persidangan. Majelis Hakim tak ingin terdakwa mempengaruhi saksi-saksi yang meringankan, sehingga penahanan penting dilakukan,” jelasnya.
Keputusan Hakim berdasarkan atas pasal 26 (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Perintah penahan ditetapkan dengan nomor 138/XI/Pen.Pid.Sus.TPK/H/2014/ PN.Smg.
“Terdakwa diperintahkan untuk ditahan selama 30 hari. Terhitung mulai tanggal 11 November hingga 10 Desember 2014. Penetapan penahanan segera mungkin untuk diberitahukan kepada keluarga,” ujarnya.
Usai mendengar perintah penahanan terebut, Rina Iriani langsung lemas. Bahkan ia sempat terbaring di ruang persidangan dalam waktu agak lama. Beberapa orang yang mencoba membantu Rina saat lemas tidak berhasil. Rina tetap dalam kondisi terbaring. Belum diketahui penyebab sebenarnya Rina Iriani mengalami lemas hingga terbaring begitu lama itu.
Rina Iriani didakwa dua perkara sekaligus. Kasus pertama yakni Tindak Pidana Korupsi penyalahgunaan bantuan subsidi perumahan dari Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) kepada Koperasi Serba Usaha (KSU) Sejahtera Kabupaten Karanganyar Tahun 2007-2008 dan kedua perkara Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Dua perkara dijadikan satu berkas.
sumber : jpnn.com