TOTABUAN.CO — Air mata Evalin Garingging, 37, tak henti mengalir sambil menatap jasad putra bungsunya, Arga Romero Situmorang, yang terbujur kaku. Hanya sekitar 2 menit luput dari penjagaan, balita berusia 1 tahun 8 bulan tersebut sudah menghilang terbawa arus irigasi. Saat dilarikan ke rumah sakit, nyawa korban sudah tak tertolong.
Informasi dihimpun dari rumah duka di Huta II Kampung Baru, Nagori Silou Malela, Kecamatan Gunung Malela, Simalungun, Senin (11/10) sekitar pukul 08.00 WIB, ibu empat anak yang merupakan istri seorang pegawai PDAM Tirtalihou Rotua Situmorang, 39, sedang mencuci piring di sakuran irigasi sekitar 20 meter di belakang rumahnya. Sementara anaknya Arga bermain di sebelahnya.
Ketika sedang mencuci, tiba-tiba terdengar suara ayam masuk ke rumah. Evalin pun bergegas menuju rumah untyuk mengusir ayam tersebut, sementara Arga masih bermain di tempat semula.
Sekitar 2 menit berselang, saat kembali, dia tak menemukan Arga di lokasi semula. Dia kemudian mencari ke depan rumah karena Arga juga biasa bermain di depan rumah mereka.
Evalin kemudian bertanya kepada para tetangga. Namun tak seorang pun yang mengetahui dimana Arga.
Suasana kampung sempat heboh. Sejumlah warga kemudian melakukan pencarian di irigasi yang dinamai warga sekitar Bendung Batu Tiga. Pardaemen Simangunsong (27), paman korban, bersama warga lainnya melakukan pencarian dengan menyusuri irigasi. “Kami mulai melakukan pencarian di Bendung Batu Tiga, sekitar jam setengah sembilan,” kata Pardemen.
Pencarian dilakukan dengan meraba dasar saluran irigasi. Sekitar 30 menit atau sekitar 100 meter menyusuri saluran irigasi, Pardamean menyentuh korban yang tersangkut di batang pohon dengan posisi bagian perut menempel di batang kayu.
“Waktu saya raba, saya menyentuh pinggul belakangnya. Saya panggil kawan-kawan yang lain untuk menaikkan korban ke permukaan,” aku Pardamean.
Sewaktu ditemukan, korban masih bernyawa, namun pernafasannya tampak megap-megap. Keluarga sempat mendadang Arga di atas api dengan posisi kepala kaki di atas sebagai pertolongan pertama.
Melihat kondisi Arga semakin kesulitan bernafas, orangtua korban kemudian membawanya ke puskesmas Bandar Malela, Kecamatan Gunung Maligas.
“Masih di perjalanan menuju puskesmas, Arga menghembuskan nafas terakhir,” katanya. Begitupun, untuk memastikan kondisi korban, Arga tetap dibawa ke puskesmas dan korban memang sudah tidak bisa terselamatkan.
sumber : jpnn.com