TOTABUAN.CO BOLTIM – Air sungai Kotabunan yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) tampak berwarna kecoklatan. Selain tak ada aktivitas warga di pinggir sungai, tampak sampah berserahkan.
Hasan Pombaile warga Bulawan Satu, Kecamatan Kotabunan, menuturkan, bahwa setiap saat air sungai berganti warna.
Menurut Hasan, setiap masuk waktu siang, air sungai berubah hingga kecoklatan. Diduga warnah air sungai yang kerap berubah karena aktivitas pertambangan di daerah Panang dan sampah dibuang di sungai.
“Dulunya air ini, masih bisa dipakai warga untuk mencuci atau mandi. Namun sekarang sudah tidak seperti waktu lalu,” ungkapnya.
Dia meminta perlu adanya perhatian pemerintah Kabupaten Boltim, untuk mengecek kualitas air.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Pengendalian Pencemaran, Reza Pahlevi Ani mengatakan, memang tahun lalu sungai di Kotabunan tidak diuji kualitas airnya. Karena anggaranya tidak cukup.
Menurunya ada beberapa sungai yang diuji pada 2018 lalu. Yakni Sungai Molobog, Buyat dan Motongkad. Namun baru tahun ini, diusulkan untuk menguji kualitas airnya di lima sungai termasuk Kotabunan.
Hasil dari sampel air yang diambil dari tiga sungai diuji di Lab WLN Manado. Pengujian menujukan terdapat bakteri fecal coliform antara 1700-17000 jml/100ml.
Keberadaan bakteri ini menunjukan adanya patogen lain misalnya Shigella yang dapat menyebabkan diare hingga muntaber.
“Tahun ini pasti kami akan menguji sungai Kotabunan,” ujar Reza Pahlevi.
Ia menambahkan, untuk pencemaran akibat pertambangan, di sungai Kotabunan, hasil uji kualitas air yang diambil sampel waktu 2017 masih dibawah ambang batas.(**)