TOTABUAN.CO BOLTIM – Kendati sudah melepas masa jabatan sebagai sekretaris daerah (Sekda) Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) terhitung masa pensiun 1 September 2019, namun tenaga serta pikiran Muhamad Assagaf tetap diperlukan. Terbukti, Bupat Boltim Sehan Landjar masih meminta agar Muhamad Assagaf tetap menjadi bagian dari Pemkab Boltim.
“Meski sudah melepas jabatannya sebagai Sekda, tapi pikiran dan gagasannya dari Kakanda Muhamad Assagaf tetap kita butuhkan. Saya ingin dia menjadi tenaga ahli bupati,” ujar Sehan saat memberikan sambutan di acara pelantikan dan serah terima jabatan.
Diakui masa pensiun adalah masa untuk bersama dengan keluarga, namun bagi Pemkab Boltim masih membutuhkan sosok pekerja dan yang paham tentang kondisi Boltm. Baik dari sisi pemerintahan maupun dari sisi administrasi keuangan.
Hampir sepuluh tahun menjabat Sekda, menjadi modal bagi Assagaf menjadi tenaga ahli. Sebab tugas dari staf ahli selain memberikan masukan dan gagasan kepada Bupati, juga menyortir semua administrasi.
“Jadi sebelum masuk ke meje Bupati, surat yang masuk harus melalui meja tenaga ahli. Ruangan untuk tenaga ahli, bersebelahan dengan ruangan kerja saya,” papar Sehan.
Asisten III Pemkab Boltim Djainuddin Mokoginta menambahkan, Muhamad Assagaf pension dari tugas hanya karena peraturan. Namun jiwa dan semangatnya, masih ada bersama para PNS yang ada di Boltim.
“Kita masih butuh sosok seperti beliau. Pikirannya ide dan cara kerja masih kita perlukan,” tamba Djainuddin.
Diketahui terhitung 1 September 2019, Muhamad Assagaf mengakhir masa jabatannya sebagai Sekda dengan pangkat pembina utama IV e dengan masa kerja 34 tahun 6 bulan.
Assagaf juga boleh dibilang berhasil karena membawa Boltim meraih 5 kali berturut-turut opini WTP dari BPK RI Perwakilan Sulut. (**)