TOTABUAN.CO BOLTIM — Paska musim kemarau, Pemkab Bolaang Mongondow Timur (Boltim) berencana akan melakukan rehabilitasi hutan yang mengalami kebakaran dan kekeringan. Rehabilitasi itu nantinya meliputi lahan hutan dan perkebunan seperti di sektor kehutanan berupa pemeliharaan 50 hektar lahan hutan lindung (HL), 50 hektar hutan produksi terbatas (HPT) serta 15 hektar hutan mangrove yang telah ditanam pada tahun 2014 lalu.
“Kita belum melakukan penggantian pohon yang kita tanam tahun lalu, karena situasi saat ini masih musim panas. Kalau sudah stabil musim hujannya tiba, kita mulai action,” kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Boltim, Sonny Waroka.
Selain berencana akan merehab ratusan hektar lahan hutan, rencananya akan memberikan 50 ribu bibit tanaman jenis pala kepada seluruh petani yang telah mengajukkan proposal yang sudah ditetapkan dalam SK Bupati.
“Pengadaan bibit sudah ditenderkan dengan pagu anggaran sebesar Rp550 juta, dan tinggal menunggu selesai musim kemarau atau cuaca kembali stabil dengan hujan, maka kami segera bagikan bibit pala tersebut. Tanah Boltim sangat cocok untuk ditanami pala, dimana sudah ada petani di beberapa desa seperti Desa Dodap, Paret, Tombolikat, Jiko, Matabulu dan Modayag sudah banyak yang bercocok tanam pala, ”bebernya.
Diakui Sonny bahwa Pemda sangat mendorong masyarakat untuk menanam pala sebagai bentuk antisipasi menggantikkan kelapa yang notabene harganya kian hari kian merosot.
“Kita punya dana rehabilitasi pohon kelapa, namun pada potensinya sekarang ini banyak warga yang sudah kurang meminati tanaman kelapa karena selain harganya rendah, untuk mencari pekerja/buru kelapa juga sudah susah. Disamping itu juga penghasilan harga kelapa yang sedikit harus dibagi pula dengan pekerjanya, ”ungkapnya.
Ditambahkannya juga bahwa dalam proses melakukan penanaman buah pala itu sangatlah mudah dan praktis hingga dalam massa pemeliharaannya hingga masa panen dari buah pala dapat dilakukan setiap saat.
“Pala ini seperti coklat (Kakao), yang bisa dipanen setiap Minggunya dan untuk hasilnya pun bisa empat kali lipat dari harga cengkih yang hanya setahun sekali panen. Kami juga berencana melakukan rehabilitasi tanaman kakao. Karena kakao memiliki potensi besar dengan harga yang stabil. Untuk saat ini rehabilitasi baru tanaman kopi yang usianya sudah ratusan tahun. Kita lakukan sambung pucuk, hasilnya lumayan lebih baik dari kopi biasa,” tandas Sonny.(fac)