TOTABUAN.CO BOLTIM—Tingkat partisipasi pemilih dalam pemilihan presiden (pilpres) tahun ini di Kabupaten Bolmong Timur (Boltim) menurun. Selain bertepatan dengan pertandingan piala dunia, ini juga bertepatan dengan bulan Ramadhan, sehingga, masyarakat banyak yang tidak memberikan hak suaranya di Tempat Pemunggutan Suara (TPS).
Dari hasil rekapitulasi suara di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) yang telah rampung, setidaknya jumlah wajib pilih yang termuat dalam Daftar Pemilih tetap (DPT) mencapai 52.290 , tersebar pada 93 TPS di lima kecamatan.
Sedikitnya, tingkat partisipasi pemilih hanya mencapai 37.242 atau berkisar 71 persen. Sedangkan, warga yang tidak menggunakan hak pilihnya mencapai 15.048 atau sebesar 29 persen.
Muhammad Jabir, peneliti dari Lintas Komunitas Research, menyebutkan, banyak faktor yang menyebebkan partisipasi pemilih pileg lebih tinggi dibanding Pilpres. Selain unsur kedekatakan antara caleg dengan pemilih lebih dominan, maraknya praktek money politik menjadi indikator pendukungnya.
“Kurangnya dorongan mesin partai guna melakukan edukasi politik kepada pemilih, juga penyebab lain turunnya angka partisipasi pemilih di Boltim,” jelasnya.
Ketua KPUD Boltim, Hendra Damopolii, menjelaskan, sosialiasi tahapan pilpres telah maksimal dilakukan. Hanya saja, pihaknya tidak menafikan beberapa faktor tertentu yang menyebabkan kesadaran masyarakat menyalurkan hak pilih.
“Sosialiasi massif kita lakukan. Namun, kita memakluminya karena bertetapan dengan bulan Ramadhan serta semifinal piala dunia. Dan yang perlu kita syukuri, seluruh pilpres berlangsung dengan aman dan lancar,” tandasnya. (Has)