TOTABUAN.CO BOLTIM — Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim) semakin hangat untuk diikuti. Sejumlah figur makin nampak dan sibuk mencari posisi mulai konsolidasi hingga pemasukan fomulir pendaftaran disejumlah sekretariat partai.
Namun harus diingat, rata-rata yang sudah menyatakan untuk maju bertarung, bukanlah sebagai pengurus partai sebagai kendaraan untuk mengantar mereka mendaftar di KPU.
Menurut pengamat politik Boltim Ahmad Ishak, di Boltim sendiri baru dua partai yang sangat siap hadapi PIlkada, yakni PAN dan PDIP. Namun PDIP sendiri masih butuh satu kursi untuk mengusung bakal calon sebagai syarat mengantar bakal calon mereka daftar ke KPU.
Kendati demikian, melihat komunikasi politik dua partai yang saat ini masih terjaga, ada kemungkinan bakal terjadi koalisi lagi di PIlkada Boltim 2020 mendatang.
“Ada kemungkinan bisa terjadi koalisi. Ini terlihat dari komunikasi dua partai ini yang masih cukup baik,” ucap Ahmad Ishak.
Dia mengatakan, komunikasi dua pimpinan partai yakni Ketu DPW PAN Sulut Sehan Landjar dan Ketua DPD PDIP Sulut Olly Dondokambey masih cukup baik. Terlebih PDIP dalam menghadapi PIlkada Sulut, menjagokan Olly Dondokambey- Steven Kandouw (OD-SK) tentu butuh dukungan suara dari warga BMR khususnya PAN meski diketahui PAN hanya memiliki dua kursi di DPRD Sulut.
“Dan ini saya rasa, kepentingan Pilkada Sulut akan menjadi ruang komunikasi antara Pak Sehan dan Pak Olly untuk bagaimana membicarakan Pilkada Boltim,” paparnya.
Pemerhati politik Boltim Ahmad Ishak mengatakan, ada kemungkinan koalisi PAN- PDIP kemungkinan bakal terjadi lagi di PIlkada Boltim 2020. Mengingat popularitas dua partai ini masih sangat dominan dikalangan masyarakat Boltim.
Selain itu lanjutnya, gambaran koalisi yang cukup baik itu juga terjadi di DPRD. PAN mampu memberikan posisi stategis kepada kader-kader banteng moncong putih di alat kelengkapan dewan (AKD).
PAN yang merupakan partai pemenang pada Pemilu Boltim 2019, tentu berhak mengusung sendiri calon Bupati dan Wakil Bupati. Tapi untuk PDIP masih butuh satu kursi lagi untuk mengusung calon Bupati.
“Jadi melihat peluang dan kekuatan figur yang kuat di PIlkada Boltim itu, yakni koalisi PAN-PDIP,” sambungnya.
PAN sendiri di PIlkada Boltim, telah menyiapkan putri Bungsu Bupati Boltim Amalia Ramadhian Landjar untuk diusung sebagai calon Bupati. Kemungkinan jika terjadi koalisi dua partai, PDIP akan menyiapkan kader mereka untuk diusung sebagai calon Wakil Bupati. Atau bisa saja PDIP mengambil figur birokrat untuk pasangkan. Katakanlah seperti Uyun Kunaefi Pangalima, atau dr Jusnan Mokoginta.
Beberapa waktu lalu, Ketua DPC PDI Perjuangan Boltim, Medy Lensun mengatakan sudah ada beberapa partai, yang berkomunikasi dengan PDI Perjuangan terkait kontestasi Pilkada 2020. Namun partai-partai itu baru sebatas membangun komunikasi saja. Lebih mengerucut soal komunikasi Pilkada Boltim yakni baru PAN.
“Secara jujur saya sampaikan, pak Gubernur menyampaikan, agar PDI-P harus berkomunikasi baik dengan PAN,” ungkap Wakil Ketua DPRD Boltim imi.
Ketua DPW PAN Sulut yang tidak lain adalah Bupati Boltim Sehan Landjar, mengatakan hal yang sama. Menurutnya bila PAN dengan PDI-P masih berkoalisi melihat AKD di beberapa daerah PAN mendapatkan porsi yang bagus.
“PAN yang hanya 1 atau 2 kursi masih mendapat porsi sebagai ketua maupun sekretaris di beberapa daerah, itu tidak lepas komunikasi baik bersama Pak Gubernur,” ujar Sehan.
Sehan menambahkan, bukan lagi kemungkinan PAN-PDIP akan berkoalisi, akan tetapi sudah dimungkinkan akan berkoalisi.
Ditanya soal apakah Pilkada 2020 PAN dengan PDI-P akan berkoalisi, Sehan menyebut masih menunggu kedepan komunikasi dirinya dengan Ketua DPD PDI Perjuangan Sulut, Olly Dondokambey.(*)