TOTABUAN.CO BOLTIM — Harga cabai di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) naik hampir mencapai seratus ribu perkilogram. Jika sebelumnya hanya 25 ribu perkilogram, kini naik mencapai 80 ribu perkilogramnya.
Seperti di pasar Minggu di Desa Purworejo Kecamatan Modayag kenaikan harga cabai tak bisa dibendung. Padahal masa panen petani cabai, di Desa Purwerejo sudah selesai dilaksanakan.
Salah satu pedagang Pasar Purworejo Eda Darmin mengungkapkan, di mana harga cabai mengalami tiga kali kenaikan dalam tiga hari.
“Sudah tiga hari naik sampai Rp 80 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya Rp 25 ribu perkilogram,” bebernya, pada Minggu(13/3).
Eda sendiri mengaku tak tahu menahu penyebab kenaikan harga cabai. Padahal harga tomat hanya Rp 5 ribu perkilogram. Sedangkan bawang putih naik dari Rp 25 ribu jadi Rp 35 ribu perkilogram.
Pedagang lainnya, Nova Nuang mengaku harga cabai miliknya sempat naik awal pekan ini mencapai Rp 90 ribu perkilogram. Tapi sejak Rabu sudah turun menjadi Rp 75 ribu per kilo,” ucapnya.
Dia menduga kenaikan harga ini disebabkan berkurangnya stok cabai. Akibat aksi borong cabai oleh pedagang dari luar Boltim.
“Kelangkaan yang menyebabkan kenaikan harga cabai. Ini (cabai) yang kami beli dari petani langsung. Pasokan luar daerah juga kosong,” terangnya.
Naiknya harga cabai ini menyebabkan warga beralih ke cabai kering yang harganya lebih murah yakni Rp 45 ribu per kilogram.
“Harga cabai kering Rp 15 ribu per liter, naik tapi tak seberapa,” tuturnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Boltim, Muktar Limbanadi mengakui naiknya harga cabai tersebut disebabkan aksi borong pembeli dari luar Boltim.
“Padahal panen cabai di Boltim banyak. Kenaikkan harga ini kemungkinan hanya sementara,” kata dia.(fac)