TOTABUAN.CO BOLTIM – Pembangunan sarana pendidikan di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) bakal terkendala dengan tidak mendapatkan dana alokasi khusus (DAK) pada tahun 2016 mendatang.
Kepala Dinas Pendidikan Boltim, Yusri Damopolii mengatakan Boltim tak memperoleh DAK pada 2016, padahal tahun ini Boltim memiliki DAK sebesar Rp 12 miliar.
“Kita sudah mengecek di Kementerian Pendidikan, tahun ini tak dapat dana DAK. Alasannya, DAK yang disetujui hanya Rp 2,6 triluan yang dibagi ke daerah-daerah seluruh Indonesia. Jika dibagi rata hanya Rp 400 juta per kabupaten kota,” katanya,
Namun meski begitu tak mendapat DAK pada 2016 mendatang karena hampir semua sekolah di Boltim sudah mendapat sentuhan DAK pada 2014-2015.
“DAK tahun ini hanya untuk SD. Semua SD di Boltim sesuai data Dapodik sudah tersentuh bantuan DAK,” jelasnya.
Untuk menutupi itu, Dana Alokasi Umum (DAU) pendidikan Boltim mencapai 20 persen dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2015.
“Belanja langsung sekitar Rp 32 miliar, jika APBD mencapai Rp 600 miliar. Maka dana pendidikan bisa capai Rp 120 miliar,” bebernya.
Dia menambahkan tahun ini sektor pendidikan mendapatkan DAU Rp 37 miliar, DAK Rp 12 miliar dan Dana Insentif Daerah Rp 3 miliar. Pemda pun merehabilitasi 42 unit sekolah, membangun bangunan ruang kelas belajar (RKB) baru, membangun laboratorium, dan perpustakaan.
“Pengerjaan dilakukan secara swakelola oleh sekolah. Untuk DID diperuntukkan untuk bangun asrama SKB Tutuyan dan membangun 18 MCK sekolah,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Boltim, Oskar Manoppo mengatakan DAU Boltim 2016 meningkat menjadi Rp 339.526.201.000 dari tahun ini Rp 307 miliar. Dana Alokasi khusus (DAK) juga mengalami kenaikkan dari Rp 100 juta menjadi Rp 132.976.320.000.
“Untuk dana desa mengalami peningkatan dari Rp 22,2 miliar menjadi Rp 50 miliar. Tapi Dana Insentif Daerah (DID) hanya dapat Rp 5 miliar dari Rp 3 miliar tahun ini,” ungkapnya.(fac)