TOTABUAN.CO BOLSEL — Praktik Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) membuat sejumlah elemen gerah.
Tidal terkecuali dari kalangan mahasiswa.
Mereka menuntut pemerintahan Bupati Bolsel, Iskandar Kamaru dan wakilnya Deddy Abdul Hamid sidak ke lokasi pertambangan yang diduga ilegal.
“Ada sejumlah titik tambang di Kecamatan Pinolosian Tengah yang tak memiliki izin. Ini perlu keseriusan pemerintah daerah,” ujar Rinaldi Potabuga.
Tiga lokasi tambang ilegal berskala besar sudah beroperasi sejak 2019, namun hingga kini tidak disikapi oleh pemerintah daerah.
Rinaldi yang tercatat sebagai mahasiswa ini pun mendesak pemerintah daerah menghentikan aktivitas PETI dan membawa hingga ke meja hijau.
Wakil Ketua DPRD Bolsel Salman Makalalag mengatakan, aktivitas PETI yang dilakukan para cukong telah merusakan ekosistem hutan di hulu Desa Tobayagan.
“Karena melihat kondisi di lapangan, pelestarian lingkungan akan rusak jika tidak cepat ditangani,” ucapnya.
Namun, terkait perizinan dia menyebut itu adalah wewenang pemerintah provinsi.
“Untuk non logam wewenang provinsi, untuk logam ada di pusat,” kata Salman.
Pihaknya hanya bisa menerima aspirasi, selanjutnya disampaikan ke tingkat provinsi.
“Penertiban yang kami lakukan menindaklanjuti aspirasi warga yang resah dengan aktivitas tambang liar, ” ucap Salman.
Saat ini aktivitas PETI di Kabupaten Bolsel menjadi isu serius yang meresahkan masyarakat.
Lima nama diduga sebagai dalang di balik kegiatan ilegal ini disebut-sebut dan masih bebas berkeliaran. Hal ini menunjukkan kegagalan penindakan serius oleh lembaga pemerintah, aparat hukum dalam membongkar sindikat ini.
Kelima cukong yang disebut itu yakni, Budiman bersaudara yaitu Hanny Budiman (Ko Hani) dan David Budiman (Ko David), serta Makalalag bersaudara (Rukly dan Kunu) serta Gloria Lamora alias Ci Glori. Mereka itu disebut-sebut terlibat dalam praktik PETI.
Informasi yang diperoleh dari pemerintah Desa Tobayagan dan Tobayagan Selatan, Budiman bersaudara terlibat dalam tambang ilegal dan mempekerjakan warga lokal sebagai kambing hitam untuk melancarkan operasi mereka.
Namun, hingga saat ini, dugaan keterlibatan mereka dalam aktivitas PETI di Tobayagan belum tersentuh aparat penegak hukum.
Rumor, bahwa ada kekuatan besar yang melindungi Budiman bersaudara di tambang ilegal. (*)