TOTABUAN.CO BOLSEL — Suasana di Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) mendadak mencekam, Kamis (9/10/2025). Seorang anggota DPRD Marsel Aliu yang diketahui merupakan kader Partai NasDem, diduga mengamuk dan merusak sejumlah fasilitas kantor lantaran kesal uang perjalanan dinasnya belum cair.
Seperti dilansir pikiranrakyatbmr.com, Marsel tiba-tiba datang ke ruang keuangan sambil berteriak dan marah-marah tanpa kendali.
“Dia langsung banting meja dan maki-maki petugas karena uang perjalanan dinas belum cair,” ungkap salah satu pegawai yang meminta namanya tidak disebutkan.
Aksi tak beretika itu membuat suasana kantor berubah ricuh. Sejumlah pegawai panik dan berhamburan keluar ruangan. Beberapa fasilitas milik negara seperti printer, lemari arsip, dan berkas-berkas keuangan ikut menjadi korban amukan sang legislator.
“Banyak alat yang rusak, berkas pun berantakan,” tambah sumber itu.
Tidak cukup di situ, Marsel juga meluapkan kemarahan lewat pesan bernada ancaman di grup WhatsApp Sekretariat DPRD. Dalam pesan itu, ia menulis kalimat intimidatif:
“Yang tadi itu baru contoh, belum asli..Jadi jangan coba-coba. Orang lain boleh ngoni pandang enteng, tapi saya jangan. Sungguh mati jangan,” negitu ucapan salah satu staf di sekretariat DPRD Bolsel
Tindakan tersebut menuai kecaman luas. Sejumlah pihak menilai perilaku Marsel tidak pantas dilakukan oleh seorang wakil rakyat yang seharusnya menjaga kehormatan lembaga dan menjadi teladan masyarakat.
Sekretaris Dewan (Sekwan) Bolsel, Suprin Muholaingo, membenarkan kejadian tersebut.
“Benar, ada insiden itu. Saya sedang rapat, tiba-tiba dapat laporan,” kata Suprin saat dikonfirmasi.
Ia menambahkan, pihaknya akan memperbaiki fasilitas yang rusak dan memastikan pelayanan terhadap seluruh anggota DPRD tetap berjalan baik.
Namun Marsel menilai hal itu tidak perlu dibesar-besarkan. Ia berdalih kekesalannya dipicu oleh ketidakjelasan pembahasan anggaran DPRD tahun 2026.
“Anggaran belum dibahas, dan ternyata ada pengurangan,” ujarnya singkat.
Menanggapi insiden tersebut, sejumlah tokoh masyarakat dan aktivis di Bolsel mendesak DPW Partai NasDem Sulawesi Utara agar bersikap tegas dan memberikan sanksi etik terhadap kadernya.
Menurut mereka, tindakan yang dilakukan Marsel bukan sekadar pelampiasan emosi, tetapi bukti krisis moral dan lemahnya pembinaan etika.
“Partai besar seperti NasDem seharusnya memberi pelajaran keras kepada kader yang mempermalukan lembaga. Kalau perlu, panggil dan beri sanksi tegas agar ini tak terulang,” tegas salah satu tokoh pemuda Bolsel.
Desakan itu muncul karena publik menilai kader partai yang duduk di DPRD seharusnya menjadi teladan dalam bersikap santun dan menjaga kehormatan jabatan, bukan justru mempermalukannya dengan aksi beringas di kantor sendiri.
Peristiwa ini menjadi tamparan keras bagi citra lembaga legislatif Bolsel dan bagi Partai NasDem yang selama ini dikenal dengan slogan “Gerakan Perubahan”. Sayangnya, perubahan yang diharapkan publik justru dikotori oleh perilaku kader yang tidak mampu mengendalikan emosi dan tak memahami arti etika pejabat publik. (*)