TOTABUAN.CO BOLSEL — Peningkatan kontribusi sektor pertanian, dinilai menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menekan laju inflasi.
Hal itu terkuak saat kegiatan High Level Meeting tim pengendalian inflasi daerah (TIPD) dan pengukuhan tim percepatan dan perluasan digitalisasi daerah (TP2DD) Provinsi Sulut yang dibuka Gubernur Sulut Olly Dondokambey.
Rapat tersebut dihadiri para kepala daerah se Sulut, Sekretaris Provinsi Edwin Silangen, Asisten II Provinsi Sulut Praseno Hadi, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulut Arbonas Hutabarat dan OJK di ruang rapat Ballroom Tondano, BI Perwakilan Sulut Rabu 31 Maret 2021.
Bupati Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) Iskandar Kamaru mengatakan, pertemuan ini merupakan proses pengendalian inflasi daerah.
Di mana, kontribusi sektor pertanian memang adalah langkah kongkrit yang harus dilakukan dalam menekan laju inflasi.
Dalam High Level Meeting, Iskandar memaparkan bahwa Kabupaten Bolsel adalah pemasok cabai dan jeruk nipis. Dari dua sektor pertanian itu, rata-rata mencapai 8-10 ton perhari.
Dengan penghasilan itu, dinilai akan menekan laju inflasi di daerah, lebih khusus di Sulut.
“Ini diharapkan bisa menjadi salah satu faktor untuk menekan inflasi dalam posisi stabil dan bahkan menurun,” ucapnya.
Selain itu untuk menekan laju inflasi kata Iskandar, yakni dengan lebih meningkatkan inovasi program seperti pengembangan model kerjasama perdagangan antara daerah.
“Termasuk pula dalam hal ini memperkuat sinergi kebijakan dan meningkatkan ketersediaan pasokan dan menjaga kelancaran distribusi pangan,” ungkapnya.
Hal lain yang harus didorong yakni memperhatikan kualitas bibit yang akan dibagikan kepada para kelompok tani. Termasuk pula sarana-sarana pertaniannya.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey menyampaikan agar memperloleh sinergitas bersama dalam mempercepat petumbuhan ekonomi Sulawesi Utara. (*)