TOTABUAN.CO BOLSEL — Tahapan kampanye pada pilkada serentak 2020, jauh berbeda dari pilkada-pilkada sebelumnya. Jika dahulu tahapan kampanye digelar dengan mengumpulkan massa dalam jumlah banyak, kini hal itu tidak dibenarkan lagi.
Pandemi Covid-19 menjadi alasan munculnya berbagai pembatasan sosial yang ditetapkan oleh KPU dan Bawaslu kepada pasangan calon selama bergulirnya pesta demokrasi tersebut.
Masing-masing pasangan calon kepala daerah diketahui hanya dibenarkan untuk menggelar kampanye dialogis atau kampanye dari rumah ke rumah. Bahkan, berdasarkan aturan penyelenggaraan pemilu, peserta kampanye hanya dibatasi sebanyak 50 orang saja.
Tahapan kampanye di Pilkada tahun ini juga cukup singkat dibandingkan Pilkada-Pilkada sebelumnya. Dimana pada Pilkada tahun ini pasangan calon yang ikut pemilihan kepala daerah hanya dapat berkampanye selama 2 bulan lebih saja. Sedangkan di Pilkada sebelumnya selama 6 bulan.
Perbedaan pada Pilkada Serentak 2020 itu juga dirasakan oleh Calon Bupati Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) nomor urut 1, Iskandar Kamaru.
Petahana Bupati Bolsel itu mengaku jadwal kampanye yang Ia jalani sangat melelahkan karena sangat padat dibandingkan periode sebelumnya.
“Kampanye saat ini sangat padat. Dulu masa kampanye lama karena 6 bulan,” ujar Iskandar.
Iskandar mengatakan, Ia dan pasangannya Deddy Abdul Hamid memiliki agenda kampanye dialogis yang sangat padat setiap harinya.
Misalnya saja dalam satu hari, pasangan dengan jargon ‘BERKAH’ ini bisa berkampanye di beberapa tempat.
Seperti Senin (12/10) ada tiga desa yang terbagi delapan titik. Yakni Desa Manggadaa 2 titik, Desa Tonala 3 titik dan Desa Meyambanga 3 titik.
“Sekarang 1 desa sampai 3 atau 4 tempat. Bahkan sehari bisa delapan tempat,” papar Iskandar.
Meski dirinya merasa kampanye tahun ini sangat jauh berbeda dan begitu melelahkan, Iskandar menjelaskan ada hikmah yang ia dapatkan.
Ia mencontohkan, kampanye dialogis yang digalakkan pada Pilkada Serentak 2020 tersebut, membuatnya merasa lebih dekat dengan masyarakat.
“Dengan kampanye dialogis ini, makin dekat dengan masyarakat. Kalau dulu kampanye monologis, kita menghimpun masyarakat ribuan orang. Tapi kita tidak dapat berdialog secara langsung,” jelasnya.
Hikmah lainnya juga turut dirasakan oleh tim pemenang nya, ia turut merasakan langsung tim pemenangannya menjalani tahapan kampanye dengan rasa bahagia.
“Dengan kondisi Covid ini hikmahnya banyak. Sudah masuk 12 hari. Kawan-kawan relawan happy semua. Kita ikhlas dan nikmati,” tutupnya. (*)