TOTABUAN.CO BOLSEL – Bupati Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) Iskandar Kamaru, mengatakan, upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bolsel, terus dilakukan. Ada titik pos masuk Bolsel kini sedang dijaga ketat. Setiap pendatang yang masuk, harus melalukan pemeriksaan suh tubuh oleh tim medis.
Namun Bupati mengaku, untuk jalur laut masih sangat sulit dijaga. Terlebih wilayah yang berbatasan dengan Provinsi Gorontalo.
Untuk memaksiamalkan pengawasan jalur laut, Bupati meminta agar pemerintah desa untuk terus memantau bagi para pendatang yang lewat jalur laut.
“Kita masih kesulitan memantau masuknya pendatang lewat jalur laut. Pengawasan dari masyarakat serta aparat desa sangat penting untuk memberikan informasi,” kata Bupati.
Kabupaten Bolsel diketahui berbatasan dengan Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo yang saat ini sedang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pengawasan pos di perbatasan dengan Kabupaten Bone Bolango terus dimaksimalkan. Sejumlah tim medis, Satpol PP dibackup NI POlri terus memperketat pengawasan di Kecamatan Posigadan tepatnya di Desa Molosipat.
Namun demikian, Bupati mengaku bersyukur, karena hingga kini Kabupaten Bolsel masih masuk daerah zona hijau karena belum ditemukan kasus positif Virus Corona.
Sesuai data yang dirilis melalui portal resmi Pemkab Bolsel http: covid19.bolselkab.go.id, sebanyak 9 warga Bolsel ditetapkan orang dalam pemantauan (ODP).
Kepala Dinas Kesehatan dr Sadli Mokodongan membenarkan hal tersebut. “Hingga hari ini belum ada warga Bolsel yang positif teinfeksi Covid-19,” kata Sadli.
Saat ini katanya, Bolsel memiliki 9 warga berstatus ODP, belum ada pasien dalam pengawasan (PDP). Untuk 9 warga yang berstatus ODP lanjutnya, memiliki riwayat perjalanan dari daerah trasmisis lokal.
Dari Sembilan ODP, satu di antaranya memiliki riwayat perjalanan dari ijtima Gowa. Sadli menjelaskan, yang bersangkutan tidak memiliki gejala tapi tetap masuk dalam pemantauan.
“Sembilan ODP melakukan isolasi madiri yang terus dipantau tenaga medis di wilayah setempat,” kata Sadli. (*)