TOTABUAN.CO BOLSEL – Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan yang merupakan wilayah perkebunan kelapa di Sulawesi Utara. Hamparan kelapa di Bolsel belum sepenuhnya mengangkat perekonomian masyarakat yang masih banyak hidup dibawah garis kemiskinan.
Kelapa sebagai pohon kehidupan bagi masyarakat petani hingga kini masih belum mampu menghidupi masyarakat akibat anjloknya harga Kopra.
Pemerintah terus mencari solusi agar petani kelapa masih terus mempertahankan komoditi andalan Sulut ini, seiring menugguh harag mulia membaik.
Menurut Sekretaris Dinas Perindustrian Perdagangan Sulut Abdullah Mokoginta saat mensosialisasikan pentingnya system resi gudang bertempat di Queen Resto Desa Sondana Kecamatan Bolaang Uki Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) Selasa 6 Agustur 2019.
Sosialisasi tersebut berkerjasama dengan Dinas perindustrian dan perdagangan Bolsel yang dibuka Asisten II Pemkab Bolsel Mohamad Suja Alamri.
Menurut Sekretaris Dinas Perindag Sulut Abdulllah Mokoginta, sistem resi gudang bakal menjadi solusi ekonomi kerakyatan. Di mana program Sistem Resi Gudang (SRG) jika SK dan semua ketentuan sudah dipenuhi. Sistem ini dinilai mampu untuk mengstabilkan harga kelapa yang saat ini masih dibawa standar
Sistem resi gudang ini juga kata Abdulllah, dapat memperkuat daya tawar-menawar petani serta menciptakan efisiensi di dunia agrobisnis. Dimana petani bisa menunda penjualan komoditi setelah panen, sambil menunggu harga membaik kembali, dengan menyimpan hasil panen mereka di gudang-gudang tertentu yang memenuhi persyaratan.
“Petani kelapa pun, jika ingin melanjutkan kegiatan bercocok tanamnya, maka kebutuhan modal petani bisa dicukupi dengan adanya mekanisme pembiayaan dari sistem resi gudang ini,” jelasnya.
Di Sulut sendiri hanya ada du gudang yang ada. Yang satu berada di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) dan gudang ke dua berada di Kabupaten Bolaan Mongondow (Bolmong) tepatnya di Desa Mogoyunggung.
Tersedianya sistem resi gudang ini, akan memungkinkan bagi pemilik resi gudang untuk meminjam di luar negeri dalam mata uang yang bunganya lebih rendah utamanya apabila pinjaman tersebut dibuat dengan jaminan resi gudang komoditas ekspor maka dengan cara demikian dapat dilakukan.
“Sistem ini juga dapat digunakan bagi petani dalam membiayai proses penananam lahan dan juga bagi pabrik dapat digunakan untuk membiayai persediaan bahan baku,” jelasnya panjang lebar.
Asisten II Pemkab Bolsel Mohamad Suja Alamri saat membuka sosialisasi itu menyambut positif baik langkah dari Dinas Perindustrian Perdagangan Provinsi Sulut.
Menurutnya dengan adanya system resi gudang para petani memilik jaminan lebih khusus memberikan keyakinan bagi pihak Bank untuk memberikan pinjaman atas jaminan resi gudang.
“Mendengar langkah ini tentu menjadi semangat baru bagi para petani,” kata Alamri.
Penulis: Rudini Radiman