TOTABUAN.CO BOLSEL–Hasil data survey pusat lintas komunitas publika yang dirilis Rabu (13/5/), di mana Hi Herson Mayulu masih diinginkan untuk memimpin lagi periode 2015-2020. Data survey ini dilakukan pada melalui metode pengambilan sampling menggunakan metode multistage random, dengan jumlah responden sebanyak 390 responden dengan margin eror kurang lebih 5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Direktur pusat lintas komunitas publika Ismail Dahab mengatakan, sampling yang diambil dengan jumlah responden disebar secara proporsional di 5 kecamatan dengan wawancara dilakukan dengan metode tatap muka. sedangkan waktu wawancara dilakukan mulai 01 Mei – 10 Mei 2015.
Dari survey tersebut, alasan kenapa kebanyakan warga menginginkan H2M julukan Hi Herson Mayulu untuk memimpin kembali di Bolsel periode 2015-2020, karena warga merasa puas dengan kinerja pemerintahan dalam memberikan pelayanan dalam bidang Administrasi. Selain itu keberhasilan pembangunan sarana infrastruktu jalan dan jembatan selama memimpin juga menjadi penilaian masyarakat sebanyak 53.38 persen.
“Meski masih banyak harapan warga, tapi banyak yang merasa puas dengan keberhasilan yang dicapai pemerintah,” kata Dahab.
Selain itu banyak petani merasakan manfaat pembangunan dibidang jaringan irigasi dan jalan pertanian, serta bantuan modal usaha kepada usaha kecil menengah.
“Secara umum, banyak warga merasa puas dengan kepemimpinan H2M. Tentu ini didukung beberapa faktor. Kalau cukup puas 48.59 persen. Sedangkan sangat puas 37.02 persen. Dan kurang puas 11.57 persen,” kata Dahab.
Dia menambahkan, beberapa kebijakan strategis juga seperti mengundang investor, pengusaha untuk membuka kegiatan usaha baru menjadi penilaian. Penyediakan fasilitas kesehatan dan pengobatan, menyediakan fasilitas pendidikan dan sekolah bagi penduduk juga jadi faktor.
Namun meski demikian, masih ada juga warga berharap pembenahan kedepan yang harus dihadapi. Seperti, masih kurangnya lapangan pekerjaan, sarana infrastruktur masih ada yang buruk, pembangunan desa yang masih kurang merata, pelayanan kesehatan yang belum maksimal.
“Ini lumrah dan biasa terjadi di semua daerah,” tambahnya.
Survey yang dilakukan ada 10 calon. Namun, data ini juga masih bisa berubah karena ini merupakan dinamika politik. Akan tetapi dia menjamin kalaupun turun sangat kecil terjadi. Malahan bisa naik. “Data survey ini bisa dipertangungjawabkan. Dan ini bisa diaudit secara metolodi dengan cara proses pengambilan sampling, pungkas Dahab.(Has)