TOTABUAN.CO BOLSEL—Krisis bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di Bolmong Raya hingga kini terus berdampak. Semua sendi perekonomian sudah terasa dengan krisis BBM yang terjadi .
Di Kabupaten Bolmong Selatan (Bolsel) para nelayan, sudah hampir dua pekan tak bisa melaut. Mereka terpaksa beralih profesi menjadi kuli bangunan ada juga beralih profesi menjadi buru di sawah.
Bupati Bolsel Hi Herson Mayulu menegaskan, dampak krisis BBM yang terjadi telah merusak sendi kehidupan baik pemerintahan, apalagi kehidupan masyarakat terutama para nelayan.
“ Pemerintah provinsi diminta jangan diam. Secepatnya mencari solusi. Sebab kalau hanya persoalan pekerjaan jembatan, lantas berdampak distribusi BBM ke Bolmong Raya, dampak yang timbul sangat besar,” kata Bupati Rabu (28/5).
Kenyataannya, krisis BBM terlihat cenderung Pemerintah Provinsi terkesan lakukan pembiayaran. Karena telah sudah dua pekan belum terlihat solusi konkrit.
“Jika ada hambatan karena rusaknya jembatan di Minsel, kenapa tidak ditempuh jalur lain, misalnya melalui kab mitra atau jalur laut di Labuan Uki Lolak,”tambahnya.
Bupati mengaku dengan krisis BBM yang terjadi, kekesalan warga semua dilontarkan ke Pemda. Padahal itu bukan kewenangan Pemda. Pemprov mohon untuk serius soal mencari solusi pendistribusian BBM.(Has)