TOTABUAN.CO BOLSEL – Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) yang berencana menganggarkan bantuan akhir studi untuk mahasiswa S2 pada tahun 2019, dirasionalisasi saat pembahasan di DPRD. Dari 50 juta rupiah yang direncanakan, dirasionalisasi menjadi 25 juta rupiah per mahasiswa.
Kepala Dinas Pendidikan Bolsel Rikson Paputungan mengatakan, dari rencana kerja anggaran (RKA) yang direncanakan berjumlah 500 juta rupiah untuk 10 mahasiswa S2. Namun dari rencana itu, dirasionalisasi lagi oleh Badan Anggaran (Banggara) DPRD.
“Jadi dari hasil rasionalisasi tinggal menjadi 25 juta rupiah per mahasiswa,” kata Rikson.
Jumlah pada tahun anggaran 2019 naik dari tahun 2018 ini. Menurut Rikson, pada tahun anggaran 2018, hanya berjumlah 7 mahasiswa.
Terpisah Ketua Banggar DPRD Bolsel Riston Mokoagow menjelaskan, bahwa rasionalisasi dana bantuan akhir studi untuk mahsiswa S2 yang dilakukan Banggar, sangat beralasan. Selain karena kondisi kemampuan keuangan daerah, DPRD juga melihat dana bantuan yang dianggarkan itu terlalu besar.
“Bantuan akhir studi ini hanya membantu bagi mahasiswa yang menyelesaikan studi mereka. Artinya bantuan itu hanya meringankan beban saja,” kata dia.
Politisi Hanura ini menambahkan, harusnya dana 50 juta rupiah yang dianggarkan dinas pendidkan itu, harusnya diimbangi dengan kontrak kerja dengan pemerintah daerah.
“Sekarang apa keuntungan dari Pemeritah daerah ketika menganggarkan dana yang terlalu besar. Namanya juga bantuan yang sifatnya hanya meringkan beban bagi mahasiswa yang menyelesaikan akhir studi mereka,” paparnya.
Dia nenilai dengan dana 25 juta rupiah yang disiapkan untuk membantu menyelesaikan akhir studi mereka, sudah sangat cukup, pungkasnya.
Penulis: Hasdy