TOTABUAN.CO BOLMUT — Ketua KNPI Bolaang Mongondow (Bolmong) Feramitha Tiffani Mokodompit, menjadi pemateri di acara Orientasi Kader Mania yang dilaksanakan di Desa Bunong Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) Sabtu 15 Juli 2023.
Kegiatan tersebut digagas oleh
Pengurus Besar (PB) Kerukunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Bolmong Utara (KPMIBU).
Kegiatan itu mengusung tema “Melahirkan Pemuda Masa Kini Yang Produktif dan Berintegritas” yang dihadiri juga dihadiri Ketua KNPI Bolmut Safrizal Walahe.
Dengan menggunakan jas biru,
Mitha sapaan akrabnya membawakan materi terkait Gender dan Feminisme.
Lulusan Master of Business Administration di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini
menyampaikan Feminisme merupakan gerakan demi kesetaraan. Menurutnya, berabad-abad hak-hak perempuan kerap diabaikan, bahkan kerap diperlakukan lebih rendah dan peran mereka terbatas pekerjaan domestik, yaitu: mencuci, memasak dan mengurus rumah tangga.
“Penindasan yang berkepanjangan mengangkat banyak suara dan secara kolektif memunculkan konsep feminisme yang memulai gerakan terpanjang dalam sejarah dan masih berlanjut hingga saat ini,” kata Mitha.
Selain itu pelajar dan mahasiswa juga memiliki peran penting untuk mentransmisikan pengetahuan, nilai, norma, dan ideologi serta pembentukan karakter bangsa, tidak terkecuali kesetaraan dan keadilan gender yang terkait erat dengan nilai hakiki kemanusiaan kepada masyarakat secara luas.
“Pelajar dan mahasiswa harus menjadi pemberi pesan yang baik sehingga tak ada persoalan lagi ketika bicara laki-laki dan perempuan,” kata anak Ketiga Pj Bupati Bolmong ini.
Selain itu bicara feminisme,
Darah kelahiran 18 Oktober 1996 ini mengemukan kesetaraan gender. Gender lanjutnya tidak hanya diperuntukan bagi para laki-laki. Pada hakikatnya perempuan pun mempunyai hak yang sama.
“Kesetaraan gender tidak harus dipandang sebagai hak dan kewajiban yang sama persis tanpa pertimbangan selanjutnya. Kesetaraan gender juga tidak diartikan segala sesuatunya harus mutlak sama dengan laki-laki.
Kesenjangan gender dalam kesempatan dan kendali atas sumber daya, ekonomi, kekuasaan, dan partisipasi politik terjadi di mana-mana. Perempuan dan anak perempuan menanggung beban paling berat akibat ketidaksetaraan yang terjadi, namun pada dasarnya ketidaksetaraan itu merugikan semua orang. Oleh sebab itu, kesetaraan gender merupakan persoalan pokok suatu tujuan pembangunan yang memiliki nilai tersendiri.
“Kesetaraan gender akan memperkuat kemampuan negara untuk berkembang, mengurangi kemiskinan, dan memerintah secara efektif. Dengan demikian mempromosikan kesetaraan gender adalah bagian utama dari strategi pembangunan dalam rangka untuk memberdayakan masyarakat baik perempuan dan laki-laki-untuk mengentaskan diri dari kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup mereka.
Ketua PB KPMIBU, Rizki Qomarudin Lasena mengapresiasi kunjungan Mitha sebagai pemateri kegiatan. Menurutnya, Mitha tak hanya memiliki kecerdasan melainkan juga Mitha sangat mudah berinteraksi. (*)