TOTABUAN.CO BOLMONG – Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong) Yasti Soepredjo Mokoagow mengatakan, untuk mengurangi angka pengangguran di Bolmong, pemerintah terus mencari solusi. Salah satunya memanfaatkan peluang kerja di Jepang.
Hal tersebut dikatakan usai pertemuan dengan Kepala UPT BP2MI Manado Hendra Makalalag Rabu 1 September 2021 di Manado.
“Peluang kerja ke luar negeri yang dipaparkan oleh kepala UPT BP2MI Manado adalah peluang yang harus dimanfaatkan oleh pemerintah daerah. Hal ini dapat membantu pemerintah untuk mengurangi tingkat pengangguran dan mensejahterakan ekonomi keluarga PMI dan juga daerah,” kata Yasti.
Yasti mengatakan, sebagai bentuk keseriusan dan komitmen pemerintah daerah, Ia sepakat untuk melakukan kerjasama dengan BP2MI dalam hal penempatan dan perlindungan PMI.
Yasti juga menyebutkan terkait pembiayaan pendidikan dan pelatihan calon pekerja migran Indonesia, juga tindaklanjuti.
“Terkait anggaran pembiayaan pendidikan dan pelatihan akan kami anggarkan pada APBD tahun 2022. Jadi implementasi UU Nomor 18 Tahun 2017 khususnya pasal 41 akan dapat kami terapkan di Bolaang Mongondow,” katanya.
Pada pertemuan itu Kepala UPT BP2MI Manado Hendra Makalalag menyampaikan tentang peluang kerja ke luar negeri di beberapa Negara di dunia serta menyampaikan perihal amanat UU Nomor 18 tahun 2017 tentang pelindungan Pekerja Migran Indonesia. Hendra menjelaskan, pada pasal 41, pendidikan dan pelatihan calon pekerja migran Indonesia (CPMI) menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota.
Dalam pemaparannya, Hendra menyampaikan tentang beberapa lowongan kerja di negara-negara di Eropa dan Asia Timur, khususnya peluang kerja di Jepang sebagai perawat dan perawat lansia melalui program G to G dan Specified Skilled Worker (SSW) yang bisa dimanfaatkan oleh putra-putri dari Bolaang Mongondow.
“Jepang saat ini sedang membuka peluang kerja sebagai Nurse dan perawat lansia atau Care Worker bagi warga Indonesia lewat program SSW dan G to G. Adapun gaji yang ditawarkan angkanya cukup fantastis yaitu mulai dari Rp 20 juta perbulan, dengan persyaratan yang terbilang mudah yaitu minimal berusia 18 tahun, pendidikan minimal SMA/SMK, memiliki kemampuan berbahasa Jepang setara N4 dan memiliki sertifikat kemampuan sesuai bidang yang dilamar,” jelas Hendra.(*)