TOTABUAN.CO BOLMONG – Keberadaan Warna Negara Asing (WNA) asal China yang bekerja di PT Conch Nort Sulawesi yang berada di Desa Solog Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), terus menjadi perhatian bagi warga Bolmong.
Pasalnya 30 WNA itu tercatat baru kembali dari China usai menjalani cuti tahun baru Imlek dan saat ini sudah kembali bekerja bersama karyawan lainnya di perusahan tersebut.
Padahal larangan penerbangan antara Cina dan Indonesia itu diberlakukan Rabu 29 Januari lalu. Namun mereka tiba berkelompok sejak 3-6 Februari melalui dua Bandara Internasional yakni Bandara Internasional Sukarno-Hatta Jakarta, dan I Gusti Ngurah Rai Bali.
Kekwatiran itu karena sejak munculnya virus mematikan asal Wuhan tersebut, belum ada alat yang dimiliki dinas kesehatan untuk memastikan apakah WNA yang baru tiba benar-benar aman dari virus.
“Ini yang menjadi kekwatiran kita sebagai warga yang tinggal berdekatan dengan perusahan. Sebab belum ada jaminan jika WNA yang baru kembali dari China itu benar-benar aman dari Virus Corona,” ujar toko masyarakat Bolmong Yusuf Mooduto Jumat 7 Februari 2020.
Data base yang ada di Kantor Imigrasi Kotamobagu tercatat ada ratusan WNA asal China yang bekerja di PT Conch . Sebelumnya mereka sempat pulang ke China karena merayakan tahun baru Imlek dan baru kembali ke perusahan.
Yusuf mempersoalkan, dinas kesehatan yang cepat mengambil kesimpulan tentang keberadaan para WNA yang sehat. Karena pemeriksaan itu tidak dilakukan dengan alat,
“Belum ada alat yang digunakan tim medis untuk menjamin keberadaan mereka. Jika mereka diisolasi, harusnya bukan di perusahan,” ucapnya.
Kecemasan itu, karena virus tersebut cepat terjangkit bahkan hanya melalui nafas. “Yang dikwatirkan jika mereka positif akan terjangkit ke sesama karyawan lokal. Ini bahaya,” tegasnya.
“PT Consh juga seharusnya transparan dalam penanganan masalah ini. Harusnya mereka jangan diisolasi di lingkungan perusahan,” sambungnya.
Saat ini kata dia, Indonesia menjadi negara yang disorot oleh organisasi kesehatan dunia WHO. Sebab Indonesia belum melaporkan satu pun kasus Virus Corona. Padahal Indonesia menjadi satu-satunya negara yang disebut bebas dari virus mematikan asal Wuhan tersebut. Karena WHO menyebut Indonesia harus berbuat lebih banyak dan meningkatkan kewaspadaan dan deteksi kasus. Sebab Indonesia sendiri belum mempunyai alat tes kit untuk mendeteksi virus ini.
“Tim medis hanya mengandalkan tes pan-coronavirus yang secara positif dapat mengidentifikasi semua virus dalam keluarga corona seperti, flu, MERS, dan SARS yang prosesnya memakan waktu hingga lima hari,” katanya.
Kepala Bidang Pencegana dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Bolmong Yusuf Detu mengatakan, tim dari Dinas Kesehatan telah melakukan pemeriksaan kepada 30 WNA asal China yang bekerja di PT Conch. Selain it uterus melakukan pengawasan.
Menurut Yusuf, ke 30 WNA dalam kondisi sehat dan tidak ada tanda atau gejala yang mengarah. Sebab mereka juga stibanya di Indonesia telah menjalani pemeriksaan dan memiliki kartu kewaspadaan kesehatan atau Health Alert Card (HAC) yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
“Mereka juga memiliki karta kewaspadaan atau sertifikat. Jadi selama melakukan perjalanan, harus membawa kartu tersebut. Artinya itu menunjukan mereka telah melewati pemeriksaaan,” kata Yusuf menjelaskan.
Yusuf mengatakan, setelah pemeriksaan ke 30 WNA itu ditempatkan dilokasi sendiri tidak tinggal bersamaan seperti yang dikwatirkan.
Sehingga dengan melalui pemeriksaan dan memiliki kartu HAC, Dinas Kesehatan tinggal melakukan pengawasan dengan waktu 14 hari. Dia mengimbau untuk tidak terlalu panik. Sebab dengan dikeluarkannya kartu kewaspadaan dari Kementrian Kesehatan, berarti tinggal diawasi, tandasnya. (*)